Mazmur 86:14 - Kegagalan dan Harapan

"Ya Allah, orang-orang yang kurang ajar bangkit melawan aku, dan gerombolan orang ganas mengincar nyawaku; mereka tidak memedulikan Engkau."
Simbol Perlindungan dan Peringatan

Ayat Mazmur 86:14 ini mengungkapkan pergumulan batin Daud, seorang hamba Tuhan yang seringkali dihadapkan pada situasi sulit dan ancaman dari orang-orang yang berlawanan dengannya. Pengakuan akan adanya "orang-orang yang kurang ajar" yang bangkit melawannya, serta "gerombolan orang ganas" yang mengincar nyawanya, menunjukkan betapa beratnya tekanan yang ia hadapi. Frasa "mereka tidak memedulikan Engkau" adalah inti dari persoalan ini: musuh-musuh Daud bertindak dengan kesombongan, mengabaikan keberadaan dan kekuasaan Tuhan dalam kehidupan mereka.

Dalam konteks modern, ayat ini tetap relevan. Kita pun bisa mengalami situasi di mana kita merasa diserang oleh perilaku negatif, perkataan kasar, atau bahkan niat buruk dari orang lain. Terkadang, orang-orang ini bertindak tanpa memikirkan dampak perbuatan mereka terhadap sesama, seolah-olah ada kekosongan moral atau spiritual dalam diri mereka. Perasaan terancam atau terpinggirkan bisa sangat menguras energi dan kedamaian.

Namun, yang menarik dari Mazmur ini adalah bagaimana Daud, meskipun mengakui ancaman yang ada, tidak larut dalam keputusasaan. Ia menyadari bahwa akar masalahnya adalah ketidakpedulian musuh terhadap Tuhan. Ini memberikan perspektif yang penting bagi kita. Ketika kita menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh orang lain, penting untuk tidak hanya fokus pada ancaman fisik atau emosional, tetapi juga pada dimensi spiritualnya. Apakah orang-orang yang menyakiti kita kehilangan arah karena mereka telah menjauh dari Tuhan?

Daud, dalam mazmur-mazmur lainnya, seringkali mengalihkan pandangannya kepada Tuhan. Ia tahu bahwa kekuatan sejatinya berasal dari Allah. Pergumulan ini bukan hanya tentang pertarungan fisik atau sosial, tetapi juga perjuangan iman. Mengingat bahwa Tuhan adalah pelindung dan sumber kekuatan adalah kunci untuk menghadapi situasi yang menantang. Bahkan ketika orang lain mengabaikan Tuhan, kita diingatkan untuk terus berpegang pada-Nya.

Perkataan Daud ini mengingatkan kita bahwa di tengah segala kekacauan dan kejahatan yang terjadi di dunia, ada Harapan yang lebih besar. Harapan itu terletak pada Allah yang Mahakuasa, yang melihat segala sesuatu dan memiliki kendali atas segalanya. Ketika kita merasa lemah dan terancam, kita diundang untuk berseru kepada-Nya, sama seperti Daud. Mengakui bahwa musuh tidak memedulikan Tuhan bukanlah tanda menyerah, melainkan pengakuan akan realitas yang lebih luas di mana Tuhan tetap berdaulat. Ini adalah pengingat untuk terus membangun fondasi iman yang kokoh, agar ketika badai kehidupan datang, kita tidak tergoyahkan.