"Jagalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi-Mu; selamatkanlah hamba-Mu, ya Allahku, pada-Mu aku percaya!"
Mazmur 86:2 merupakan sebuah seruan doa yang penuh kerendahan hati dan ketergantungan kepada Tuhan. Dalam ayat ini, pemazmur David, yang diyakini sebagai penulisnya, tidak ragu untuk mengungkapkan kerentanan dan kebutuhannya akan perlindungan ilahi. Frasa "Jagalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi-Mu" menunjukkan sebuah pengakuan mendalam akan hubungan pribadi dengan Tuhan. Pemazmur memahami bahwa kasih sayang Tuhan adalah dasar dari permintaannya, bukan karena kehebatannya sendiri, melainkan karena ia adalah ciptaan yang dikasihi.
Penekanan pada "orang yang Kaukasihi-Mu" menggarisbawahi prinsip anugerah dalam hubungan antara manusia dan Tuhan. Kita tidak layak atas kasih karunia-Nya, namun Dia tetap mengasihi dan menjaga kita. Ini memberikan kekuatan tersendiri bagi orang percaya. Ketika kita merasa lemah, di bawah tekanan, atau menghadapi kesulitan, kita dapat kembali kepada sumber kasih itu, yakin bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita.
Selanjutnya, ayat ini berlanjut dengan permintaan, "selamatkanlah hamba-Mu, ya Allahku". Kata "hamba" menunjukkan posisi diri yang tunduk, taat, dan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Sebagai hamba, ia tahu bahwa kekuatannya terbatas, dan satu-satunya jalan keluar dari segala permasalahan adalah melalui campur tangan Tuhan. Permohonan keselamatan ini bisa mencakup keselamatan dari ancaman fisik, serangan musuh, atau bahkan dari dosa dan godaan yang mengancam jiwa.
Puncak dari doa ini adalah pengakuan, "pada-Mu aku percaya!". Kalimat singkat ini memuat inti dari iman yang sejati. Kepercayaan kepada Tuhan bukan hanya sekadar harapan, tetapi sebuah keyakinan yang teguh dan fundamental. Ini adalah landasan yang kokoh di mana pemazmur membangun seluruh hidupnya. Di tengah ketidakpastian dan kerapuhan hidup, percaya kepada Tuhan memberikan kepastian, penghiburan, dan kekuatan. Kepercayaan ini mendorong seseorang untuk terus maju, bahkan ketika keadaan terlihat mustahil.
Mazmur 86:2 mengajarkan kita pentingnya ketergantungan total pada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Ia mengingatkan bahwa permintaan kita kepada Tuhan seharusnya berangkat dari kesadaran akan kasih-Nya yang tak terbatas dan posisi kita sebagai hamba-Nya yang membutuhkan perlindungan. Dalam setiap pergumulan, mari kita meneladani pemazmur dengan mengangkat doa yang sama, memohon penjagaan-Nya, dan memperbarui kepercayaan kita hanya kepada-Nya. Tuhan adalah sumber perlindungan dan keselamatan yang tak tergoyahkan bagi setiap orang yang berseru kepada-Nya dengan tulus.