"Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka berjalan-jalan dalam cahaya wajah-Mu."
Ayat Mazmur 89:16 adalah sebuah permata rohani yang menggugah hati. Ia melukiskan sebuah gambaran ideal tentang kebahagiaan sebuah bangsa, bukan dari kekayaan materi atau kekuatan militer, melainkan dari kedekatan spiritual dan sukacita yang bersumber dari Tuhan. "Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai," demikian firman Tuhan dinyatakan. Kata "bersorak-sorai" di sini bukan sekadar teriakan kegembiraan sesaat, melainkan ekspresi mendalam dari hati yang penuh syukur, pujian, dan pengakuan atas kebaikan Tuhan. Ini adalah sorak-sorai yang timbul dari kesadaran akan kasih setia dan pemeliharaan-Nya yang tak henti-hentinya.
Kebahagiaan yang sejati, menurut pemazmur, senantiasa terjalin erat dengan mengenal dan menghidupi terang wajah Tuhan. "Mereka berjalan-jalan dalam cahaya wajah-Mu." Cahaya wajah Tuhan berbicara tentang hadirat-Nya, tentang perkenanan-Nya, dan tentang kebenaran yang Ia nyatakan. Ketika suatu bangsa mengalami atau merindukan cahaya ini, mereka secara alami akan dibawa pada sebuah kehidupan yang penuh makna dan tujuan. Berjalan dalam cahaya berarti hidup dalam terang kebenaran-Nya, menikmati kedamaian yang hanya Ia berikan, dan merasakan sukacita yang tak tergoncangkan oleh badai kehidupan.
Dalam konteks modern, ayat ini mengingatkan kita akan prioritas yang seharusnya kita pegang sebagai individu maupun sebagai komunitas. Apakah kita lebih mengutamakan pencapaian duniawi yang fana, ataukah kita mengejar hadirat Tuhan yang kekal? Mazmur 89:16 mengundang kita untuk merenungkan kembali sumber kebahagiaan kita. Apakah kebahagiaan kita bergantung pada opini orang lain, pencapaian karir, atau kestabilan finansial semata? Atau, apakah kita menemukan sukacita yang mendalam dalam hubungan pribadi kita dengan Sang Pencipta?
Mengetahui dan menghayati kasih setia Tuhan adalah kunci dari sorak-sorai yang sejati. Kasih setia-Nya tidak berubah, meskipun keadaan manusia seringkali bergejolak. Mengingat janji-janji-Nya, merasakan penyertaan-Nya di setiap langkah, dan menyadari pengampunan-Nya yang melimpah akan menumbuhkan rasa syukur yang mendorong hati untuk bersorak. Sorak-sorai ini kemudian akan memanifestasikan diri dalam sikap hidup yang mencerminkan terang Tuhan: integritas, kasih, pengampunan, dan kerendahan hati.
Untuk berjalan dalam cahaya wajah Tuhan, kita perlu secara aktif mencari hadirat-Nya. Ini dapat dilakukan melalui doa yang tulus, pembacaan firman Tuhan, persekutuan dengan saudara seiman, dan ketaatan pada kehendak-Nya. Semakin kita mendekat kepada-Nya, semakin terang wajah-Nya akan bersinar dalam kehidupan kita, menerangi setiap sudut kegelapan, dan menuntun kita pada jalan kebenaran dan kebahagiaan yang abadi. Mazmur 89:16 bukanlah sekadar puisi kuno, melainkan sebuah peta jalan menuju kehidupan yang penuh sukacita dan bermakna, yang berakar pada kasih setia Tuhan yang tak terbatas.