Mazmur 89:51 - Murka Allah dan Janji-Nya

"Telah dihina musuh-musuh-Mu, ya TUHAN, dan dicerca mereka yang telah mencerca kedatangan Yang Kauurapi."
Simbol keagungan dan keadilan ilahi

Mazmur 89 adalah sebuah renungan mendalam tentang kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan dan janji-Nya kepada Daud, serta bagaimana janji itu diuji di tengah masa-masa sulit yang dialami umat-Nya. Ayat 51, "Telah dihina musuh-musuh-Mu, ya TUHAN, dan dicerca mereka yang telah mencerca kedatangan Yang Kauurapi," menjadi penutup yang kuat bagi banyak perikop yang menggambarkan penderitaan dan keraguan. Ayat ini menyuarakan kepedihan hati pemazmur saat melihat musuh-musuh Allah melakukan kebencian dan ejekan mereka, tidak hanya terhadap umat Allah tetapi juga secara implisit terhadap janji-janji Allah itu sendiri.

Dalam konteks sejarah Israel, seringkali umat Allah mengalami penindasan dari bangsa-bangsa lain. Penindasan ini bukan sekadar serangan fisik, melainkan juga serangan terhadap identitas rohani mereka dan keyakinan mereka kepada Allah. Musuh-musuh ini bukan hanya meremehkan kekuatan manusiawi Israel, tetapi mereka juga mencemooh dan meragukan kebenaran firman Allah dan janji-janji-Nya. Mereka menuduh Allah lemah, tidak berdaya, atau bahkan tidak ada, ketika umat-Nya berada dalam kesulitan.

Kata "Yang Kauurapi" dalam ayat ini mengacu pada raja Israel yang diurapi oleh Allah, yang seharusnya menjadi lambang kekuasaan dan keadilan ilahi di bumi. Ketika raja atau kerajaan mengalami kehancuran, ini seringkali diinterpretasikan oleh musuh sebagai bukti kegagalan Allah dalam memenuhi janji-Nya kepada keturunan Daud. Perasaan terhina dan dicerca ini sangat menyakitkan bagi umat yang setia, karena merendahkan Allah yang mereka sembah.

Namun, di balik ungkapan kepedihan ini, terkandung pula sebuah pernyataan iman. Pemazmur tidak hanya menggambarkan realitas yang ada, tetapi juga secara tidak langsung menegaskan bahwa penghinaan terhadap musuh-musuh Allah adalah sesuatu yang tidak bisa dibiarkan oleh Allah. Ada sebuah harapan yang tersembunyi bahwa pada akhirnya, Allah akan bertindak dan mempermalukan mereka yang mempermalukan-Nya. Ini adalah pengingat bahwa kedaulatan Allah tidak akan pernah runtuh, meskipun terkadang kedaulatan itu tidak terlihat jelas di tengah badai kehidupan.

Mazmur 89:51 mengajarkan kita tentang pentingnya memegang teguh iman di saat-saat ujian terberat. Ketika dunia seolah-olah berbalik melawan kita, dan suara-suara keraguan merajalela, kita diingatkan bahwa Allah melihat segalanya. Penghinaan yang ditujukan kepada umat-Nya adalah penghinaan yang ditujukan kepada-Nya. Keyakinan bahwa Allah pada akhirnya akan membela umat-Nya dan menegakkan kebenaran-Nya adalah sumber kekuatan dan penghiburan yang luar biasa. Ayat ini menjadi mercusuar harapan, mengingatkan bahwa di balik awan murka dan kesulitan, janji Allah tetap kokoh dan tak tergoyahkan.

Dalam konteks spiritual yang lebih luas, "Yang Kauurapi" juga dapat merujuk pada Yesus Kristus, Sang Mesias yang diurapi Allah. Musuh-musuh yang mencerca kedatangan-Nya adalah mereka yang menolak kekuasaan-Nya dan firman-Nya. Penghinaan terhadap Kristus adalah penghinaan terhadap Allah sendiri. Dan seperti yang telah dan akan terjadi, Allah akan memalukan mereka yang menolak dan mencerca Sang Juruselamat dunia. Mazmur ini, oleh karena itu, memiliki resonansi abadi bagi setiap orang yang percaya kepada Allah dan janji-Nya.