Mazmur 90:15

“Buatlah kami bersukacita sedasamanya hari-hari Tuhan menghukum kami, dan tahun-tahun kami mengalami malapetaka.”

Simbol Pemulihan dan Sukacita

Mazmur 90:15 adalah sebuah seruan yang mendalam dari kedalaman hati manusia, sebuah doa yang memohon intervensi ilahi untuk mengubah kesedihan menjadi sukacita. Ayat ini, yang terucap dalam momen keputusasaan atau pergumulan hidup, mencerminkan kerinduan universal untuk pemulihan dan kehadiran Tuhan yang membahagiakan. Frasa "Buatlah kami bersukacita sedasamanya hari-hari Tuhan menghukum kami" bukan berarti merayakan kesusahan, melainkan sebuah permohonan agar sukacita yang diberikan Tuhan kelak akan setara, bahkan melebihi, pengalaman pahit yang pernah dilalui. Ini adalah harapan akan pemulihan yang total, di mana bekas luka dari kesusahan akan tertutup oleh berkat dan kebahagiaan yang melimpah dari Tuhan.

Dalam konteks Mazmur 90, kita melihat ratapan atas kerapuhan hidup manusia, kefanaan eksistensi, dan beratnya beban penderitaan yang seringkali dirasakan. Kesusahan, hukuman ilahi, dan malapetaka adalah realitas yang tak terhindarkan dalam perjalanan hidup. Namun, di tengah pengakuan akan keterbatasan dan kerapuhan diri, pemazmur tidak tenggelam dalam keputusasaan. Sebaliknya, ia mengangkat pandangannya kepada Tuhan, Sang Pemberi pengharapan dan pemulihan. Permohonan ini menekankan keyakinan bahwa Tuhan memiliki kuasa untuk mengubah keadaan, dari kesesakan menjadi kelapangan, dari air mata menjadi tawa, dari penderitaan menjadi sukacita yang mendalam.

Makna "sedasamanya" dalam ayat ini sangat penting. Ia menyiratkan skala yang setara, sebuah keseimbangan yang dipulihkan. Jika selama ini hari-hari dipenuhi dengan kesedihan dan kesulitan, maka pemohon berharap agar hari-hari ke depan akan dipenuhi dengan sukacita yang sebanding. Ini bukan sekadar kebahagiaan sesaat, melainkan sebuah sukacita yang berakar pada kehadiran dan perbuatan Tuhan dalam hidup mereka. Sukacita semacam ini adalah anugerah yang hanya bisa datang dari Sumber segala kebaikan, Sang Pencipta langit dan bumi yang berkuasa atas segala musim kehidupan manusia.

Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa pengalaman sulit adalah bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan rohani. Meski berat, momen-momen hukuman atau malapetaka dapat menjadi sarana Tuhan untuk mendisiplinkan, memurnikan, dan mempersiapkan hati kita untuk menerima berkat-Nya di masa depan. Oleh karena itu, ketika kita merenungkan Mazmur 90:15, marilah kita belajar untuk berserah, percaya bahwa di tangan Tuhan, bahkan dari abu kesusahan pun, Ia mampu membangkitkan kehidupan yang penuh sukacita dan pemulihan. Ini adalah janji pengharapan yang tak pernah padam bagi setiap jiwa yang mencari Tuhan.

Doa ini adalah pengingat yang kuat bahwa di balik setiap musim penderitaan, selalu ada potensi untuk sukacita ilahi yang akan datang. Dengan iman, kita dapat memohon agar Tuhan memampukan kita untuk melihat akhir dari kesusahan dan awal dari hari-hari yang penuh dengan berkat dan kebahagiaan yang Ia sediakan.