Mazmur 98:6: Sukacita Memuji Allah

Dengan terompet dan sangkakala, bersorak-sorailah di hadapan Raja, TUHAN!

Ilustrasi sukacita memuji Tuhan dengan alat musik Bersorak-sorai dalam sukacita!

Ayat Mazmur 98:6 dari Kitab Suci mengungkapkan sebuah panggilan universal untuk bersukacita dan memuji Tuhan. Frasa "Dengan terompet dan sangkakala, bersorak-sorailah di hadapan Raja, TUHAN!" bukan sekadar seruan, melainkan instruksi untuk sebuah perayaan yang megah dan penuh semangat. Ini menggambarkan bagaimana umat percaya diajak untuk menggunakan segala cara yang tersedia, termasuk suara alat musik yang paling lantang, untuk menyatakan keagungan dan kekuasaan Sang Pencipta.

Makna di Balik Seruan

Penggunaan terompet dan sangkakala dalam tradisi keagamaan kuno sering kali memiliki makna ganda. Pertama, alat musik ini digunakan untuk mengumumkan kedatangan raja atau pemimpin besar, menandakan sebuah momen penting dan penuh hormat. Dalam konteks ilahi, "Raja, TUHAN" menunjuk pada otoritas tertinggi, Sang Penguasa alam semesta yang patut dihormati dan diagungkan. Kedua, suara terompet dan sangkakala sering dikaitkan dengan seruan perang atau panggilan berkumpul. Namun, dalam Mazmur 98, ini bukan panggilan untuk peperangan melawan musuh, melainkan panggilan untuk peperangan rohani melawan kesunyian hati dan keraguan, sebuah perayaan kemenangan yang telah dianugerahkan oleh Tuhan.

"Bersorak-sorailah" menyiratkan luapan sukacita yang tulus dan tanpa batas. Ini adalah ekspresi hati yang penuh syukur atas kebaikan, kemurahan, dan keadilan Tuhan yang telah dinyatakan. Ayat ini mendorong kita untuk tidak hanya merasakan sukacita dalam hati, tetapi juga mengungkapkannya secara lahiriah. Dalam dunia modern yang seringkali sibuk dan penuh tekanan, seruan ini mengingatkan kita akan pentingnya berhenti sejenak, merenungkan perbuatan ajaib Tuhan, dan mengekspresikan rasa terima kasih kita melalui pujian dan ibadah.

Pujian yang Penuh Makna

Konteks Mazmur 98 secara keseluruhan berbicara tentang kemenangan dan keadilan Tuhan yang telah dinyatakan kepada semua bangsa. Tuhan digambarkan sebagai Raja yang datang untuk menghakimi bumi dengan kebenaran dan bangsa-bangsa dengan keadilan-Nya. Dalam cahaya ini, seruan untuk bersorak-sorai dengan terompet dan sangkakala menjadi sebuah pengakuan akan kuasa dan keadilan-Nya yang tak tertandingi. Ini adalah pujian yang tidak hanya lahir dari perasaan senang, tetapi dari pemahaman mendalam akan siapa Tuhan itu dan apa yang telah Dia lakukan.

Ayat ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya komunitas dalam ibadah. Penggunaan alat musik, terutama yang berbunyi lantang seperti terompet dan sangkakala, secara inheren bersifat komunal. Ini adalah suara banyak orang yang bersatu dalam satu tujuan: memuliakan Tuhan. Dalam ibadah bersama, kekuatan pujian kita berlipat ganda, menciptakan atmosfer spiritual yang kuat yang dapat menguatkan iman setiap individu.

Oleh karena itu, Mazmur 98:6 bukan hanya sebuah ayat kuno, tetapi sebuah seruan yang relevan sepanjang masa. Ia mengundang kita untuk mengisi kehidupan kita dengan suara sukacita, pujian, dan penyembahan kepada Tuhan yang Agung. Mari kita sambut panggilan ini dengan hati yang terbuka dan semangat yang membara, menjadikan hidup kita sebagai kesaksian nyata akan kemuliaan-Nya.