Dialah yang akan menjadi pendamai kita. Apabila Asyur datang menduduki negeri kita dan menginjak-injak puri-puri kita, maka kita akan membangkitkan melawan mereka tujuh gembala dan delapan orang pemuka.
Ayat Mikha 5:6 ini merupakan salah satu janji kenabian yang sangat penting dalam Perjanjian Lama. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang ancaman invasi dari musuh, yaitu Asyur, tetapi yang terpenting adalah tentang solusi dan harapan yang diberikan Allah bagi umat-Nya. Ketika situasi tampak genting, di mana negeri diinjak-injak dan benteng-benteng dikuasai, Allah berjanji untuk mendatangkan seorang juru selamat yang akan bertindak sebagai gembala bagi umat-Nya.
Konsep "gembala" dalam konteks Alkitab memiliki makna yang mendalam. Gembala adalah sosok yang melindungi, menuntun, memberi makan, dan merawat domba-dombanya. Domba yang lemah dijaga, yang tersesat dicari, dan yang sakit diobati. Dalam ayat ini, janji Allah untuk membangkitkan tujuh gembala dan delapan orang pemuka menunjukkan adanya kepemimpinan yang kuat, terorganisir, dan berotoritas yang akan ditegakkan untuk mengembalikan kedamaian dan keamanan. Angka tujuh dan delapan, dalam budaya Ibrani, seringkali melambangkan kelengkapan dan kesempurnaan.
Para penafsir Alkitab sering kali melihat pemenuhan janji ini pada pribadi Yesus Kristus. Yesus sendiri menyebut diri-Nya sebagai Gembala yang baik (Yohanes 10:11), yang rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Dia datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menyelamatkan (Lukas 19:10). Di tengah kekacauan dunia, di mana berbagai kekuatan dapat mengancam dan menindas, Yesus menawarkan perlindungan, kedamaian, dan pemulihan.
Lebih jauh lagi, kedatangan Yesus sebagai Gembala Agung menandakan era baru penebusan dan pemerintahan yang adil. Dia bukan hanya pemimpin politik atau militer semata, tetapi Dia adalah Pangeran Damai yang membawa kedamaian sejati, baik secara internal dalam hati individu maupun secara eksternal dalam relasi antar manusia dan dengan Allah. Janji dalam Mikha 5:6 ini mengingatkan kita bahwa di tengah badai kehidupan, ada harapan yang pasti dalam kepemimpinan Ilahi. Allah tidak meninggalkan umat-Nya tanpa perlindungan. Dia mempersiapkan jalan bagi kedamaian dan pemulihan melalui Dia yang telah diutus-Nya, yaitu Yesus Kristus, Gembala Agung kita.
Pemahaman tentang ayat ini mengajak umat beriman untuk mempercayakan hidup mereka kepada tuntunan Sang Gembala Agung, yang kasih dan kesetiaan-Nya tidak pernah berubah. Dalam Dia, kita menemukan keamanan, kedamaian, dan arah hidup yang sejati, bahkan ketika dunia di sekitar kita tampaknya dilanda kekacauan.