Nehemia 10 11

"Dan mereka juga berjanji untuk tidak mengabaikan rumah Allah kita." (Nehemia 10:39)

Komitmen untuk Rumah Allah

Kitab Nehemia, khususnya pasal 10, menceritakan tentang sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel. Setelah tembok Yerusalem selesai dibangun kembali, para pemimpin dan seluruh umat berkumpul untuk membuat perjanjian baru dengan Tuhan. Perjanjian ini bukan hanya sekadar penegasan ketaatan, tetapi juga sebuah komitmen mendalam yang tertulis dan dimeterai oleh banyak orang. Ayat Nehemia 10:39, yang menjadi inti dari pembahasan kita kali ini, menyatakan secara tegas janji mereka: "Dan mereka juga berjanji untuk tidak mengabaikan rumah Allah kita."

Janji ini memiliki makna yang sangat dalam. "Rumah Allah" di sini merujuk pada Bait Suci di Yerusalem, pusat ibadah dan kehadiran Tuhan bagi umat Israel. Mengabaikan rumah Allah berarti mengabaikan Tuhan itu sendiri, mengabaikan ibadah, persembahan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan Sang Pencipta. Di tengah kesibukan membangun kembali kota dan tatanan sosial, janji untuk memprioritaskan rumah Allah menunjukkan pemahaman mereka akan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan.

Simbol Bait Suci

Prinsip Ketaatan dan Tanggung Jawab

Janji untuk tidak mengabaikan rumah Allah bukanlah sekadar kewajiban ritualistik. Ini mencerminkan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara umat dan Tuhan. Dalam konteks Nehemia, pembangunan kembali Yerusalem dan pemulihan identitas bangsa Israel adalah sebuah proses yang holistik. Ketaatan pada hukum Tuhan, pemeliharaan ibadah, dan dukungan terhadap para pelayan Tuhan melalui persembahan adalah pilar-pilar penting yang menopang kehidupan rohani mereka.

Ayat ini juga mengajarkan tentang tanggung jawab kita. Dalam kehidupan modern, "rumah Allah" bisa diinterpretasikan secara luas. Selain gereja atau tempat ibadah fisik, ia juga mencakup kehidupan rohani pribadi kita, hubungan kita dengan sesama, serta bagaimana kita menggunakan waktu, talenta, dan sumber daya yang Tuhan berikan. Mengabaikan salah satunya adalah bentuk pengabaian terhadap kehendak Tuhan.

Perjanjian di Nehemia 10 menunjukkan sebuah komitmen yang kolektif. Seluruh umat, dari yang terbesar hingga yang terkecil, bersepakat. Ini berarti bahwa pemeliharaan dan penghormatan terhadap hal-hal yang kudus adalah tanggung jawab bersama. Ketika setiap individu memenuhi bagiannya, maka "rumah Allah" dalam arti luas akan kokoh dan berkembang.

Kita dipanggil untuk terus mengingat dan menghidupi prinsip yang sama. Marilah kita berkomitmen untuk tidak mengabaikan Tuhan dalam kehidupan kita, melalui doa, firman, persekutuan, dan pelayanan. Dengan menjaga hubungan yang erat dengan Tuhan, kita akan menemukan kekuatan dan arahan dalam menjalani setiap aspek kehidupan kita. Janji "tidak mengabaikan rumah Allah kita" adalah panggilan untuk prioritas yang benar, integritas, dan kesetiaan yang berkelanjutan kepada Tuhan.