"Juga Imram, Isai, dan Bini, serta Meremot, Imber, Malchi, Abias, Mikmain, Lisai, Benaia."
Ayat Nehemia 12:9 merupakan bagian dari daftar nama-nama orang Lewi yang memegang peranan penting dalam upacara pengudusan kembali tembok Yerusalem. Ayat ini secara spesifik menyebutkan beberapa nama leluhur keluarga Lewi, yaitu Imram, Isai, Bini, Meremot, Imber, Malchi, Abias, Mikmain, Lisai, dan Benaia. Penampakan nama-nama ini dalam kitab Nehemia bukanlah sekadar catatan silsilah belaka, melainkan memiliki makna yang mendalam terkait dengan pemulihan spiritual dan identitas umat Israel pasca pembuangan.
Setelah kembali dari pembuangan di Babel, umat Israel menghadapi tantangan besar dalam membangun kembali bukan hanya fisik kota Yerusalem, tetapi juga tatanan sosial dan spiritual mereka. Nehemia memainkan peran krusial dalam memimpin pembangunan kembali tembok kota, yang merupakan simbol pertahanan dan pemulihan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. Pengudusan tembok Yerusalem yang digambarkan dalam pasal 12 Nehemia ini merupakan puncak dari kerja keras dan pengorbanan mereka.
Keluarga Lewi, yang termasuk di dalamnya para leluhur yang disebutkan dalam Nehemia 12:9, memiliki tanggung jawab khusus dalam pelayanan di Bait Allah dan dalam memimpin ibadah. Kehadiran nama-nama mereka dalam daftar ini menegaskan kembali pentingnya institusi keimaman dan pelayanan Lewi dalam memelihara spiritualitas umat. Nama-nama seperti Imram, Isai, Bini, dan yang lainnya, adalah para pemimpin rohani yang dipercaya untuk memimpin umat dalam pujian, penyembahan, dan pengajaran hukum Allah.
Perayaan pengudusan tembok ini melibatkan dua kelompok besar penyanyi yang dipimpin oleh Hizkia dan berbaris di atas tembok dari arah yang berlawanan. Mereka dipimpin oleh para pemuka seperti Yerusalem, Azarya, Esra, Mikha, Sekharia, Hananya, dan juga para pemusik lain yang memainkan alat musik seperti seruling, kecapi, dan simbal. Ayat Nehemia 12:9 merujuk pada salah satu dari garis keturunan para imam atau pemuka Lewi yang terlibat dalam orkestra agung ini. Mereka berperan dalam menciptakan suasana pujian dan sukacita yang meriah, yang menjadi bagian integral dari pengudusan kembali kota dan temboknya.
Lebih dari sekadar nama-nama kuno, Nehemia 12:9 mengajarkan kita tentang pentingnya struktur dan organisasi dalam melayani Tuhan. Allah tidak menciptakan kekacauan, melainkan keteraturan. Keberhasilan pembangunan kembali Yerusalem dan pengudusan temboknya tidak lepas dari peran kepemimpinan yang terstruktur, termasuk di dalamnya para imam dan orang Lewi yang melayani.
Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki peranannya masing-masing dalam pekerjaan Tuhan. Meskipun mungkin nama-nama ini tidak begitu dikenal secara individual oleh kita sekarang, namun mereka adalah bagian dari rantai panjang umat yang setia melayani Allah. Dalam konteks kekristenan masa kini, kita dipanggil untuk juga menempatkan diri dalam pelayanan yang teratur, baik dalam keluarga gereja maupun dalam kehidupan sehari-hari, dengan semangat pengabdian yang sama seperti para leluhur Lewi yang disebutkan dalam ayat ini. Perayaan yang penuh sukacita dan syukur seperti yang digambarkan dalam Nehemia pasal 12 adalah hasil dari ketaatan dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan.