Salomo

Ilustrasi: Mahkota Salomo, simbol kebijaksanaan dan kerajaan.

2 Tawarikh 9:8

"Dan juga Allahmu akan berkenan kepada engkau dan mengangkat engkau duduk di atas takhta-Nya, karena Ia mengasihi Israel untuk menegakkan dia."

Ayat 2 Tawarikh 9:8 memberikan sebuah pandangan yang mendalam mengenai berkat dan anugerah ilahi yang diberikan kepada Raja Salomo. Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah mengenai seorang raja, melainkan sebuah penegasan tentang hubungan timbal balik antara ketaatan manusia dan kemurahan Allah. Di sini, Salomo diakui atas kebijaksanaan dan kekayaannya yang luar biasa, namun ayat ini menyoroti sumber utama dari semua kemakmuran tersebut: perkenan dan kasih Allah.

Setelah membangun Bait Suci yang megah dan mengelola kerajaannya dengan sangat bijaksana, Salomo telah membawa Israel menuju masa keemasan. Ketenaran dan kekayaannya terdengar hingga ke penjuru dunia. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa semua itu bukanlah hasil semata dari kecerdasan atau kekuatan manusia. Sebaliknya, Allah-lah yang mengangkat dan memberkati Salomo, menjadikannya penguasa yang bijaksana di atas takhta-Nya. "Allahmu akan berkenan kepada engkau dan mengangkat engkau duduk di atas takhta-Nya," merupakan ungkapan langsung dari kuasa dan otoritas ilahi yang menopang pemerintahan Salomo.

Fokus ayat ini juga tertuju pada "karena Ia mengasihi Israel untuk menegakkan dia." Hal ini menunjukkan bahwa berkat yang dilimpahkan kepada Salomo bukanlah untuk kepentingannya sendiri, melainkan merupakan bagian dari rencana ilahi yang lebih besar untuk kesejahteraan dan keteguhan bangsa Israel. Allah mengasihi umat-Nya, dan melalui Salomo yang dikasihi-Nya, Ia meneguhkan posisi Israel di antara bangsa-bangsa. Kebijaksanaan Salomo, kekayaannya, dan kejayaannya adalah manifestasi dari kasih Allah yang berdaulat atas umat pilihan-Nya.

Kisah Salomo, sebagaimana diceritakan dalam Kitab Tawarikh, seringkali menjadi contoh bagi para pemimpin dan umat beriman. Ia mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan kemakmuran yang sejati tidak datang dari sumber duniawi semata, tetapi dari hubungan yang mendalam dengan Sang Pencipta. Perkenan Allah adalah fondasi yang kokoh, lebih berharga daripada semua kekayaan materi. Ketika hati seorang pemimpin tunduk pada kehendak Allah dan mengarahkan hidupnya untuk kemuliaan-Nya serta kesejahteraan umatnya, maka anugerah ilahi akan mengalir.

Oleh karena itu, 2 Tawarikh 9:8 bukan hanya tentang seorang raja di masa lalu, tetapi juga sebuah pengingat universal. Ia mengajarkan bahwa di balik setiap pencapaian besar dan keberhasilan yang bertahan lama, ada tangan Allah yang bekerja. Kasih-Nya kepada umat-Nya adalah motivasi utama di balik setiap berkat yang diberikan, dan tujuan-Nya adalah untuk meneguhkan serta memuliakan umat yang dikasihi-Nya. Memahami ayat ini membantu kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada sumber segala kebaikan dan kebijaksanaan, serta hidup dengan kerendahan hati dan rasa syukur atas setiap anugerah yang diberikan.