"Dan firman TUHAN datang kepadaku: "Hai anak manusia, ambil sebatang kayu dan tuliskan padanya: 'Untuk Yehuda dan untuk orang Israel yang bersamasama dengan dia.' Kemudian ambil sebatang kayu lain dan tuliskan padanya: 'Untuk Yusuf, kayu Efraim dan seluruh kaum Israel yang bersamasama dengan dia.'"
Ayat Yehezkiel 37:15 memberikan sebuah instruksi simbolis yang kuat dari Tuhan kepada nabi Yehezkiel. Dalam penglihatan yang penuh makna ini, Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk mengambil dua batang kayu. Satu batang dituliskan atas nama "Yehuda dan orang Israel yang bersamasama dengan dia," sementara batang kayu lainnya dituliskan atas nama "Yusuf, kayu Efraim dan seluruh kaum Israel yang bersamasama dengan dia." Ini bukanlah sekadar aktivitas menulis biasa, melainkan sebuah gambaran profetik tentang perpecahan bangsa Israel yang telah lama terjadi dan janji Tuhan untuk memulihkan kesatuan mereka.
Bangsa Israel pada masa itu terpecah menjadi dua kerajaan: Kerajaan Yehuda di selatan (terdiri dari suku Yehuda dan Benyamin) dan Kerajaan Israel di utara (terdiri dari sepuluh suku lainnya, termasuk Efraim dan Yusuf yang menjadi representasi utama). Perpecahan ini adalah akibat dari dosa dan ketidaktaatan mereka kepada Tuhan, yang membawa konsekuensi berat berupa pembuangan dan penderitaan.
Instruksi untuk menggabungkan kedua batang kayu tersebut menjadi satu melambangkan pemulihan kesatuan bangsa Israel. Tuhan berjanji untuk menarik kembali umat-Nya dari berbagai bangsa tempat mereka tersebar dan mengumpulkan mereka kembali ke tanah perjanjian mereka. Yehezkiel kemudian diminta untuk menunjukkan kedua batang kayu itu kepada Tuhan, yang ditafsirkan sebagai pengakuan bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang berkuasa memulihkan dan menyatukan kembali umat-Nya yang terpecah belah.
Janji kesatuan ini sangat penting bagi Israel yang sedang mengalami masa pembuangan dan rasa kehilangan identitas. Mereka membutuhkan harapan bahwa Tuhan tidak melupakan mereka dan akan membawa mereka kembali ke keadaan yang utuh dan kuat. Penggabungan kedua batang kayu ini menjadi simbol visual yang kuat bahwa Tuhan akan menjembatani jurang pemisah dan membuat umat-Nya menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan di bawah kepemimpinan seorang raja tunggal, yang kemudian banyak ditafsirkan menunjuk kepada kedatangan Mesias.
Lebih dari sekadar penggabungan fisik, kesatuan yang dijanjikan Tuhan ini juga bersifat spiritual. Ini adalah tentang hubungan yang dipulihkan antara umat-Nya dan Tuhan sendiri. Ketika umat-Nya bersatu kembali, mereka akan kembali menjadi umat pilihan Tuhan, hidup dalam ketaatan, dan menerima berkat-Nya. Ayat ini memberikan janji pengharapan yang mendalam, mengingatkan bahwa meskipun manusia dapat menciptakan perpecahan, kekuatan ilahi mampu memulihkan dan menyatukan kembali apa yang tampaknya hancur.
Kisah ini menekankan bahwa persatuan sejati datang dari Tuhan. Melalui nabi-Nya, Tuhan menyampaikan pesan bahwa Dia memiliki kuasa untuk mengatasi perpecahan historis dan membuat umat-Nya kembali menjadi satu. Ini adalah pelajaran abadi tentang pentingnya kesatuan, pemulihan, dan harapan yang selalu tersedia bagi mereka yang kembali kepada Tuhan.