Firman Tuhan dalam Nehemia 2:9 adalah sebuah momen krusial yang menandai dimulainya tugas besar pemulihan tembok Yerusalem. Ayat ini muncul setelah Nehemia, seorang juru minum raja Persia, mendengar kabar buruk tentang kondisi kota kelahirannya yang hancur dan penuh kehinaan. Hatinya remuk, dan ia berdoa serta berpuasa berhari-hari sebelum akhirnya berani menghadap raja Artahsasta.
Ketika raja menanyakan apa yang diinginkan Nehemia, Nehemia tidak ragu-ragu. Ia memohon kepada raja, agar diizinkan untuk kembali ke Yehuda, ke tanah leluhurnya, demi membangun kembali kota yang telah menjadi abu. Permohonan ini bukanlah sekadar keinginan pribadi, melainkan sebuah panggilan ilahi yang didorong oleh kepedulian mendalam terhadap umat Tuhan dan kehormatan nama-Nya. Nehemia menyadari bahwa keadaan Yerusalem yang merana mencerminkan kondisi rohani umat Allah yang terpinggirkan.
Permohonan Nehemia terdengar sangat bijaksana. Ia tidak hanya meminta izin untuk pergi, tetapi juga secara eksplisit menyatakan tujuannya: "supaya aku dapat mendirikan kembali." Ini menunjukkan keberanian, keyakinan, dan rencana yang matang. Ia tahu bahwa tanpa persetujuan dan dukungan raja, tugas sebesar itu tidak akan mungkin terlaksana. Oleh karena itu, ia juga meminta restu dari raja, yang menunjukkan penghormatan terhadap otoritas yang ada.
Kisah Nehemia ini mengajarkan kita pentingnya mengambil inisiatif ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani. Seringkali, kita melihat kondisi yang memprihatinkan di sekitar kita, baik itu dalam keluarga, gereja, maupun masyarakat. Namun, kita mungkin merasa ragu atau takut untuk bertindak. Nehemia adalah teladan bagi kita. Ia berdoa, ia merencanakan, dan ia dengan berani mengajukan permohonannya kepada pihak yang berwenang. Keberanian Nehemia tidak datang dari kekuatannya sendiri, melainkan dari keyakinannya bahwa Tuhan menyertainya dan akan memberikan hikmat serta kesempatan yang tepat.
Lebih dari itu, ayat ini menekankan pentingnya visi yang jelas. Nehemia tidak hanya ingin "melakukan sesuatu," tetapi ia memiliki tujuan yang spesifik: "mendirikan kembali." Visi ini memberinya arah dan motivasi. Dalam kehidupan rohani maupun pelayanan kita, memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin kita capai akan membantu kita fokus dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan. Nehemia 2:9 bukan hanya tentang membangun tembok fisik, tetapi juga tentang membangun kembali harapan, identitas, dan iman umat Allah yang telah lama terabaikan. Dengan keberanian dan visi yang diilhami Tuhan, Nehemia siap untuk memulai babak baru dalam sejarah umat-Nya.