Nehemia 9:29 - Janji Allah Setia Tak Tergoyahkan

"Dan dalam segala yang menimpa kami, Engkau bertindak adil, karena Engkau setia, tetapi kami yang bertindak jahat."

Ayat Nehemia 9:29 merupakan sebuah pengakuan kerendahan hati dan kesadaran mendalam dari bangsa Israel mengenai hubungan mereka dengan Allah. Di tengah masa pemulihan dan pembangunan kembali Yerusalem di bawah pimpinan Nehemia, umat Israel berkumpul untuk merayakan dan merenungkan kembali perjalanan panjang mereka bersama Tuhan. Momen ini bukanlah sekadar perayaan kemenangan, melainkan sebuah periode introspeksi yang jujur, di mana mereka mengakui kesalahan leluhur mereka dan diri mereka sendiri.

Pengakuan ini sangatlah krusial. Mereka menyadari bahwa setiap kesulitan, setiap hukuman yang pernah menimpa mereka, selalu merupakan konsekuensi dari ketidaktaatan dan dosa yang mereka lakukan. Allah dalam segala ketidaksempurnaan umat-Nya, tetaplah adil dan setia. Keadilan-Nya bukanlah keadilan yang menghukum tanpa ampun, melainkan keadilan yang mendisiplinkan agar umat-Nya kembali ke jalan yang benar. Kesetiaan Allah pun tak pernah pudar, meskipun umat-Nya berulang kali berpaling.

Allah Setia, Umat Berdosa Refleksi Nehemia 9:29

Poin penting lainnya adalah pengakuan eksplisit dari umat Israel: "tetapi kami yang bertindak jahat." Ini adalah penolakan terhadap upaya menyalahkan pihak lain atau keadaan. Mereka bertanggung jawab penuh atas pilihan-pilihan buruk yang mereka buat. Kesadaran akan kejahatan diri sendiri ini adalah langkah awal yang fundamental menuju pertobatan sejati. Tanpa pengakuan ini, tidak mungkin ada perubahan yang permanen.

Pesan Nehemia 9:29 relevan hingga kini. Dalam kehidupan pribadi maupun komunal, kita sering kali menghadapi kesulitan atau kegagalan. Seringkali, kita tergoda untuk mencari alasan di luar diri kita. Namun, ayat ini mengingatkan kita untuk melihat ke dalam diri, mengakui kesalahan dan dosa yang mungkin menjadi akar permasalahan. Kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan senantiasa ada, siap menerima kembali siapa pun yang bertobat dengan tulus. Ayat ini adalah panggilan untuk refleksi diri, pengakuan jujur, dan kepercayaan pada keadilan serta kesetiaan Allah yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup kita.