Pengkhotbah 10:16

"Celakalah engkau, hai negeri, apabila rajamu masih muda dan para panglimamu makan serta minum pada pagi hari."
Ilustrasi penguasa yang lalai
Ilustrasi penguasa muda yang lalai dikelilingi kemewahan dan kesenangan, sementara negara mengalami kemerosotan.

Ayat Pengkhotbah 10:16 memberikan peringatan keras tentang konsekuensi kepemimpinan yang buruk, terutama ketika seorang pemimpin masih muda dan tidak memiliki kedewasaan serta pengalaman yang memadai. Deskripsi tentang para panglimanya yang "makan serta minum pada pagi hari" secara gamblang menggambarkan gambaran kesia-siaan, ketidakpedulian terhadap tanggung jawab, dan gaya hidup yang memanjakan diri. Ini bukan sekadar gambaran tentang pesta pora, tetapi simbol dari disorganisasi, hilangnya prioritas, dan kegagalan dalam menjalankan tugas-tugas penting negara atau komunitas.

Ketika seorang pemimpin, atau siapa pun yang memegang posisi kekuasaan, lebih memilih kesenangan sesaat daripada kewajiban, itu adalah tanda bahaya besar. Pagi hari adalah waktu krusial untuk perencanaan, tindakan, dan persiapan menghadapi tantangan yang ada. Jika waktu ini justru dihabiskan untuk bermalas-malasan dan bersenang-senang, maka seluruh struktur yang berada di bawah kepemimpinannya akan terpengaruh. Akibatnya, negeri atau organisasi tersebut akan terjerumus ke dalam kelemahan, ketidakmampuan untuk bertahan dari krisis, dan akhirnya kehancuran.

Pesan dalam ayat ini relevan melampaui konteks politik kerajaan. Dalam skala yang lebih kecil, ini bisa diterapkan pada pemimpin dalam keluarga, gereja, tempat kerja, atau bahkan dalam mengatur kehidupan pribadi. Kepemimpinan yang efektif membutuhkan kedisiplinan, visi, tanggung jawab, dan kesadaran akan waktu. Mengabaikan tanggung jawab di awal proses, saat seharusnya energi dan fokus paling besar, akan berujung pada kekacauan dan kegagalan dalam mencapai tujuan.

Pemimpin yang bijaksana akan selalu memprioritaskan tugas dan kewajiban. Mereka akan mendedikasikan waktu dan energi mereka untuk melayani, membangun, dan melindungi, bukan untuk memanjakan diri. Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa sebuah "negeri" atau sistem akan menderita ketika para pemudanya yang memegang kendali tidak memiliki kearifan untuk menggunakan kekuasaannya dengan bertanggung jawab. Ini adalah ajakan untuk merefleksikan bagaimana kita menggunakan waktu dan kekuasaan yang diberikan kepada kita, sekecil apa pun itu, demi kebaikan yang lebih besar dan keberlangsungan yang sehat.

Penting untuk memahami bahwa ayat ini bukan hanya kutukan, tetapi juga sebuah pelajaran. Ia mendorong kita untuk menghargai kedisiplinan, kebijaksanaan, dan kerja keras. Pengkhotbah 10:16 adalah pengingat abadi bahwa fondasi yang kuat dibangun di atas dedikasi, bukan kenikmatan sesaat. Dengan memahami dan menerapkan prinsip ini, kita dapat berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan, baik dalam skala individu maupun kolektif.