Ingat Penciptamu
Ilustrasi: Sang surya mengingatkan kita akan kebesaran Sang Pencipta.

Pengkhotbah 12:2

Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu, sebelum hari-hari tua datang dan tahun-tahun yang kaukatakan: "Aku tidak menyukainya," mendekat.

Ayat Pengkhotbah 12:2 adalah pengingat yang kuat dan fundamental bagi setiap individu, terutama bagi kaum muda. Ayat ini menekankan pentingnya untuk mengingat Sang Pencipta, Allah, di awal perjalanan kehidupan seseorang. Frasa "pada masa mudamu" menyiratkan waktu yang paling produktif, penuh energi, dan memiliki potensi besar. Ini adalah saat ketika pilihan-pilihan yang dibuat dapat membentuk arah kehidupan masa depan secara signifikan.

Mengapa penting untuk mengingat Pencipta di masa muda? Masa muda seringkali diwarnai dengan semangat petualangan, rasa ingin tahu, dan terkadang kecenderungan untuk menganggap remeh hal-hal yang mendalam. Namun, justru pada fase inilah fondasi spiritual yang kokoh perlu dibangun. Mengenal dan mencintai Pencipta di usia dini akan memberikan pegangan moral dan bimbingan etis yang tak ternilai harganya. Pemahaman tentang tujuan hidup yang sesungguhnya, yang berakar pada relasi dengan Sang Pencipta, akan membantu menavigasi berbagai tantangan dan godaan yang mungkin muncul.

Selanjutnya, ayat ini juga menggambarkan sebuah transisi yang tak terhindarkan menuju masa tua. "Sebelum hari-hari tua datang dan tahun-tahun yang kaukatakan: 'Aku tidak menyukainya,' mendekat." Ini adalah gambaran yang realistis tentang proses penuaan. Masa tua seringkali diasosiasikan dengan penurunan fisik, kehilangan kekuatan, dan munculnya berbagai penyakit. Lebih dari itu, ada pula aspek emosional dan spiritual yang menyertainya. Bertambahnya usia bisa membawa penyesalan atas pilihan masa lalu, rasa kesepian, atau ketakutan akan kematian. Ayat ini mengajak kita untuk tidak menunda-nunda membangun hubungan yang berarti dengan Pencipta, agar di masa tua kita tidak dipenuhi penyesalan, melainkan kedamaian dan sukacita.

Mengingat Pencipta bukan sekadar ritual keagamaan semata, tetapi sebuah cara hidup. Ini berarti menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip ilahi, mengabdikan diri pada kebaikan, dan selalu berusaha untuk memuliakan nama-Nya dalam setiap tindakan. Bagi kaum muda, ini bisa berarti menggunakan talenta dan energi mereka untuk pelayanan, menjauhi perilaku yang merusak, dan mencari hikmat dari Firman-Nya. Bagi mereka yang telah melewati masa muda, ini adalah seruan untuk terus memperdalam persekutuan dengan Sang Pencipta, menemukan kekuatan baru di tengah keterbatasan usia, dan mempersiapkan diri untuk kekekalan.

Inti dari Pengkhotbah 12:2 adalah urgensi. Ada waktu terbaik untuk berinvestasi dalam hubungan dengan Pencipta, dan waktu itu adalah sekarang, terutama saat kita masih muda. Jangan biarkan kesempatan berlalu begitu saja, terbuai oleh kesibukan dunia atau ilusi masa muda yang abadi. Ingatlah Pencipta Anda, dan temukan makna, tujuan, serta kedamaian sejati dalam hidup.