"Dan engkau harus mengatakan kepada imam itu: ‘Pada hari ini aku menyatakan kepada TUHAN, Allahmu, bahwa aku telah masuk ke dalam negeri yang dijanjikan TUHAN kepada nenek moyang kita untuk memberikannya kepada kita.’"
Ayat Ulangan 26:3 bukan sekadar pengingat sejarah, melainkan sebuah instruksi ilahi yang memiliki makna mendalam bagi umat pilihan. Di sinilah kita menemukan esensi dari ucapan syukur dan pengakuan atas janji Tuhan yang telah tergenapi. Setelah melewati perjalanan panjang dan penuh tantangan, bangsa Israel diperintahkan untuk menghadap imam dan menyatakan pengakuan tulus bahwa mereka telah tiba di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada nenek moyang mereka. Ini adalah momen penting, puncak dari penantian dan perjuangan yang telah berlangsung berabad-abad.
Perintah ini menekankan pentingnya mengakui campur tangan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. "Pada hari ini aku menyatakan kepada TUHAN, Allahmu..." frasa ini menunjukkan sikap kesadaran diri dan kerendahan hati. Umat tidak hanya menikmati berkat tanah perjanjian, tetapi juga mengakui dari siapa berkat itu berasal. Ini adalah sebuah pengakuan iman, sebuah penegasan bahwa kekuatan dan kesetiaan bukanlah milik manusia semata, melainkan berasal dari Sumber segala kebaikan, yaitu Tuhan. Pengakuan ini menjadi dasar bagi ibadah dan perayaan yang akan datang.
Proses pengakuan ini juga merupakan sebuah ritual sakral. Dengan menghadap imam, yang merupakan wakil umat di hadapan Tuhan, mereka secara kolektif menyatakan kesyukuran mereka. Ini memperkuat ikatan komunal dan mengingatkan seluruh generasi akan kesetiaan Tuhan dari generasi ke generasi. Tanpa pengakuan ini, berkat yang diterima bisa menjadi sia-sia, dianggap sebagai hasil usaha manusia semata dan melupakan sumber segala anugerah. Ulangan 26:3 mengajarkan kita untuk senantiasa mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, mengakui perbuatan-Nya yang ajaib dalam hidup kita, sekecil apapun itu.
Lebih dari sekadar pengakuan terhadap tanah fisik, ini juga merupakan pengakuan terhadap janji-janji rohani yang Tuhan berikan. Tanah perjanjian melambangkan tempat di mana umat dapat hidup dalam damai sejahtera dan berkat Tuhan. Pengakuan ini menjadi fondasi untuk membangun kehidupan yang berpusat pada Tuhan, mengikuti hukum-Nya, dan memelihara hubungan yang erat dengan-Nya. Sebagai umat pilihan di zaman sekarang, kita juga dipanggil untuk mengakui setiap berkat yang Tuhan curahkan, baik dalam hal materiil maupun spiritual. Pengakuan sederhana namun tulus inilah yang menjaga iman kita tetap hidup dan teguh, serta membuka pintu bagi lebih banyak kebaikan dan berkat di masa mendatang.