Ulangan 27:4 - Sukacita dan Berkat Mengalir

"Dan terjadilah, ketika kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka kamu harus mendirikan batu-batu besar, dan melapisiinya dengan kapur."
Batu Peringatan Sungai Yordan
Simbol peringatan dan penanda jalan.

Ayat Ulangan 27:4 ini merupakan sebuah instruksi penting yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel sesaat sebelum mereka memasuki tanah perjanjian. Perintah ini bukan sekadar ritual kosong, melainkan sebuah fondasi simbolis yang sarat makna bagi identitas, sejarah, dan masa depan mereka. Mendirikan batu-batu besar yang dilapisi kapur di lembah Yordan memiliki tujuan yang sangat mendalam, yaitu untuk menjadi saksi abadi atas pemeliharaan dan janji-janji Allah yang telah digenapi.

Lembah Yordan menjadi titik transisi krusial. Di sinilah bangsa Israel, setelah 40 tahun mengembara di padang gurun, akhirnya akan melangkah ke tanah yang dijanjikan, tanah yang melimpah ruah susu dan madu. Peristiwa penyeberangan Sungai Yordan itu sendiri adalah mukjizat. Air sungai terbelah, memungkinkan mereka berjalan di tanah kering. Batu-batu peringatan ini menjadi pengingat fisik yang monumental dari keajaiban tersebut. Setiap batu adalah jejak langkah iman, bukti nyata bahwa dengan Allah, hal-hal yang mustahil menjadi mungkin.

Pelapisan batu dengan kapur juga menambah dimensi makna. Kapur berwarna putih, melambangkan kemurnian dan kesaksian yang jelas. Ini menyiratkan bahwa apa yang dilakukan di sana adalah kebenaran yang terang dan tak terbantahkan. Batu-batu ini akan berdiri sebagai monumen yang menceritakan kisah keluar dari perbudakan Mesir, perjalanan melalui padang gurun, dan akhirnya, pencapaian tanah perjanjian. Mereka akan menjadi materi pelajaran bagi generasi mendatang, agar mereka tidak melupakan kebesaran dan kesetiaan Allah.

Lebih dari sekadar penanda sejarah, ayat ini juga berbicara tentang pentingnya mengenang dan merayakan berkat-berkat Allah. Dalam perjalanan spiritual kita, seringkali kita dihadapkan pada momen-momen penting di mana Allah telah bertindak secara luar biasa dalam hidup kita. Seperti bangsa Israel, kita pun dipanggil untuk tidak melupakan pengalaman-pengalaman iman tersebut. Mendirikan "batu-batu peringatan" dalam hidup kita bisa berarti mencatat doa-doa yang terkabul, mujizat-mujizat kecil, atau pertolongan Tuhan di masa-masa sulit.

Dalam konteks modern, batu-batu ini dapat diartikan sebagai nilai-nilai luhur yang harus terus dijaga dan diwariskan, seperti kasih, kejujuran, keadilan, dan ketaatan kepada firman Tuhan. Lapisan kapur bisa diibaratkan dengan cara kita mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut dengan cara yang jelas, transparan, dan penuh kasih kepada orang lain, terutama kepada generasi penerus. Tujuannya adalah agar mereka dapat belajar dari pengalaman orang tua mereka, tumbuh dalam pemahaman akan kebaikan Tuhan, dan terus melanjutkan perjalanan iman dengan keyakinan yang kokoh.

Oleh karena itu, perintah mendirikan batu-batu peringatan di Yordan bukan hanya catatan masa lalu, tetapi sebuah panggilan untuk kesadaran masa kini dan persiapan untuk masa depan. Ini adalah pengingat bahwa Allah adalah Allah yang setia, yang memimpin umat-Nya melalui setiap tantangan menuju berkat-Nya. Mengingat dan merayakan tindakan-Nya akan memelihara sukacita dalam hati kita dan menginspirasi kita untuk terus melangkah maju dengan iman yang teguh, seperti yang telah ditunjukkan oleh leluhur kita di tepi Sungai Yordan.