"Tetapi orang-orang Lewi kamu berikan sebagai penjaga barang-barang Tabernakel dan barang-barang lain untuk segala pekerjaan yang harus dilakukan di dalamnya." (Ulangan 3:20)
Ayat Ulangan 3:20 mungkin terdengar sederhana pada pandangan pertama, namun ia menyimpan makna yang mendalam mengenai peran dan tanggung jawab dalam komunitas umat Allah. Ayat ini secara spesifik menunjuk pada penetapan suku Lewi untuk melayani di Tabernakel, tempat ibadah utama umat Israel. Tugas mereka bukan hanya sekadar menjaga barang-barang fisik, tetapi juga memastikan kelancaran seluruh aktivitas ibadah. Ini adalah penegasan bahwa setiap elemen dalam tatanan ilahi memiliki fungsi penting, dan ketaatan terhadap struktur yang telah ditetapkan membawa berkat dan keteraturan.
Dalam konteks yang lebih luas, Ulangan 3:20 mengingatkan kita bahwa ketaatan adalah fondasi dari keteraturan ilahi. Tuhan telah menetapkan prinsip-prinsip dan struktur tertentu untuk hidup umat-Nya. Ketika individu dan kelompok mematuhi peran dan tanggung jawab yang diberikan, harmoni akan tercipta. Suku Lewi, yang dikhususkan untuk pelayanan, memahami bahwa tugas mereka adalah sakral dan penting bagi seluruh bangsa. Mereka tidak iri dengan hak milik tanah yang dimiliki suku-suku lain, karena mereka diberikan bagian yang berbeda namun sama berharganya: melayani Tuhan dan umat-Nya secara langsung.
Meskipun Tabernakel dan sistem imamat seperti yang dijelaskan dalam Perjanjian Lama tidak lagi relevan dalam bentuk fisiknya setelah kedatangan Yesus Kristus, prinsip ketaatan dan pelayanan tetap berlaku. Dalam gereja dan komunitas rohani masa kini, setiap orang dipanggil untuk menggunakan karunia dan talenta yang diberikan untuk melayani sesama. Ini bisa berarti berbagai macam bentuk pelayanan, mulai dari mengajar, melayani dalam perjamuan kasih, menjaga anak-anak, hingga memberikan dukungan finansial. Ulangan 3:20 mengajarkan bahwa tidak ada pelayanan yang terlalu kecil atau tidak penting jika dilakukan dengan hati yang taat kepada Tuhan.
Ayat ini juga mendorong kita untuk menghargai mereka yang memilih untuk mengabdikan diri dalam pelayanan penuh waktu atau dalam peran-peran spesifik di gereja. Seperti halnya bangsa Israel mengandalkan suku Lewi untuk urusan Tabernakel, kita saat ini mengandalkan para pemimpin rohani dan pelayan-pelayan Tuhan untuk membimbing, mengajar, dan melayani kebutuhan rohani kita. Penting bagi kita untuk mendukung mereka, mendoakan mereka, dan menghormati pengorbanan yang mereka lakukan. Ketaatan terhadap panggilan Tuhan dalam berbagai bentuk pelayanan adalah kunci untuk pertumbuhan dan kesejahteraan spiritual kita bersama. Dengan memahami Ulangan 3:20, kita diingatkan kembali tentang pentingnya peran setiap orang dalam mewujudkan tujuan ilahi.