Ayat Ulangan 6:18 adalah sebuah perintah penting yang diberikan oleh Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa, sebagai bagian dari instruksi-Nya mengenai bagaimana mereka harus hidup setelah memasuki Tanah Perjanjian. Perintah ini menekankan pentingnya ketaatan terhadap firman Tuhan, bukan sekadar sebagai kewajiban, tetapi sebagai jalan menuju kebaikan dan keberlanjutan hidup yang diberkati.
Inti Perintah: Lakukan yang Benar dan Baik
Frasa "Lakukanlah apa yang benar dan baik di mata TUHAN" merupakan inti dari perintah ini. Ini bukan sekadar soal mengikuti aturan lahiriah, tetapi melibatkan aspek moral dan spiritual yang mendalam. "Benar" mengacu pada kesesuaian dengan kehendak Tuhan, sementara "baik" menyiratkan tindakan yang membawa manfaat, keharmonisan, dan kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, serta keselarasan dengan prinsip-prinsip ilahi. Ketaatan yang dimaksud adalah ketaatan yang tulus dari hati, yang lahir dari pengenalan dan kasih kepada Tuhan.
Janji Kebaikan dan Keberlanjutan
Tuhan tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga menyertai-Nya dengan janji yang sangat meyakinkan: "supaya keadaanmu baik dan lanjut umurmu ke negeri baik yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu." Janji ini memiliki dua dimensi utama:
- Kebaikan Keadaan: Ini mencakup berbagai aspek kehidupan, baik materi maupun spiritual. Keadaan yang baik berarti hidup yang sejahtera, damai, dan penuh berkat. Ini bisa berupa kelimpahan dalam sumber daya, hubungan yang harmonis, kesehatan yang baik, dan kedamaian batin. Keadaan yang baik juga berarti terhindar dari malapetaka, kekacauan, dan kesulitan yang disebabkan oleh ketidaktaatan.
- Keberlanjutan Umur dan Tanah: Janji ini secara spesifik merujuk pada kelangsungan hidup bangsa Israel di tanah yang dijanjikan. Dengan menaati Tuhan, mereka akan dapat menikmati tanah itu dengan aman dan sejahtera, serta mewariskan kepada generasi mendatang. Ini adalah gambaran dari kehidupan yang stabil, berakar, dan memiliki masa depan yang cerah, sebuah berkat yang turun-temurun.
Relevansi untuk Masa Kini
Meskipun ayat ini diberikan dalam konteks sejarah bangsa Israel, prinsipnya tetap relevan bagi umat Tuhan di masa kini. Ketaatan pada prinsip-prinsip ilahi dan melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan bukan hanya menghasilkan berkat jasmani, tetapi yang terpenting adalah memelihara hubungan yang sehat dengan Tuhan dan sesama. Dalam dunia yang seringkali penuh ketidakpastian, mencari kehendak Tuhan dan hidup sesuai dengan-Nya adalah fondasi yang kokoh.
Fokus pada "melakukan" menunjukkan bahwa iman yang hidup tidak bisa pasif. Iman harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Saat kita memprioritaskan kebenaran dan kebaikan dalam setiap aspek kehidupan kita—dalam pekerjaan, keluarga, pergaulan, dan pelayanan—kita membuka diri terhadap berkat-berkat Tuhan yang melimpah. Ayat ini mengingatkan kita bahwa jalan ketaatan kepada Tuhan adalah jalan yang senantiasa menuju kehidupan yang lebih baik dan penuh makna, baik di dunia ini maupun dalam kekekalan.