Wahyu 6:16 - Hari Murka Allah Terungkap

"Dan berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami dari pada Wajah Dia yang duduk di atas takhta dan dari pada Murka Anak Domba itu."

Takhta

Ayat Wahyu 6:16 melukiskan gambaran yang sangat dramatis dan mengerikan. Ini adalah salah satu momen puncak dari pembukaan meterai keenam dalam Kitab Wahyu, yang menggambarkan kedatangan murka ilahi yang tak terhindarkan. Ketika kesadaran akan kekuasaan dan keadilan Allah yang penuh kebenaran menyentuh hati manusia, reaksi yang timbul bukanlah penyesalan atau pertobatan, melainkan ketakutan yang luar biasa.

Kata-kata "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami" menunjukkan keputusasaan total yang dialami oleh orang-orang pada masa itu. Mereka yang sebelumnya mungkin congkak, menolak kebenaran, atau menganiaya umat Allah, kini menyadari bahwa tidak ada lagi tempat untuk bersembunyi. Kehebatan dan kekudusan Allah yang duduk di atas takhta, serta kemarahan Anak Domba yang kudus karena dosa dunia, membuat mereka ingin lenyap dari muka bumi.

Gambaran ini mengingatkan kita pada betapa pentingnya hubungan yang benar dengan Sang Pencipta. Ketika kita hidup dalam ketidaktaatan, kita menumpuk murka Allah atas diri kita sendiri. Namun, melalui Anak Domba, yaitu Yesus Kristus, ada jalan pengampunan dan keselamatan. Ia adalah pribadi yang sama yang akan datang dalam kemuliaan untuk menghakimi, namun juga pribadi yang telah memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi dosa-dosa manusia.

Peristiwa yang digambarkan dalam Wahyu 6:16 bukanlah sekadar dongeng apokaliptik, melainkan peringatan serius tentang konsekuensi dari menolak Allah dan anugerah keselamatan yang Ia tawarkan. Ini mendorong kita untuk merefleksikan sikap hati kita. Apakah kita merespons kebaikan Allah dengan iman dan penyerahan diri, ataukah kita akan menjadi orang-orang yang pada akhirnya memohon kepada gunung-gunung dan batu-batu karang untuk menutupi kita dari hadapan-Nya? Pilihan ada di tangan kita, dan waktu untuk berdamai dengan Allah adalah sekarang.

Mari kita renungkan kebenaran ini. Kebesaran dan keadilan Allah tidak dapat diabaikan. Di sisi lain, kasih dan pengorbanan Anak Domba memberikan harapan bagi semua yang mau berbalik kepada-Nya. Wahyu 6:16 adalah panggilan untuk menyadari realitas rohani yang lebih besar, dan untuk mengambil keputusan yang akan menentukan kekekalan kita.