Kitab Yehezkiel, salah satu kitab para nabi besar dalam Perjanjian Lama, menghadirkan visi kenabian yang luar biasa dan penuh simbolisme. Salah satu ayat yang paling memukau dan seringkali menimbulkan pertanyaan adalah Yehezkiel 1:21. Ayat ini menggambarkan pergerakan makhluk-makhluk surgawi dan roda-roda yang terkait dengannya, yang dipandu oleh roh ilahi.
Visi ini terjadi ketika Yehezkiel berada di tepi Sungai Kebar, di antara para buangan di Babel. Dalam tengah-tengah pembuangan dan keputusasaan, Allah memilih untuk menyingkapkan kemuliaan-Nya kepada Yehezkiel melalui serangkaian gambaran yang fantastis dan dinamis. Yehezkiel 1:21 secara khusus menyoroti sifat kemandirian dan arah yang dikendalikan oleh roh. Frasa "ke mana pun roh hendak pergi, ke sana mereka pergi" menunjukkan sebuah keselarasan sempurna antara kehendak ilahi dan gerakan manifestasi surgawi.
Simbolisasi roda yang berputar dalam visi Yehezkiel.
Makhluk-makhluk yang disebutkan dalam ayat ini, yang sering diidentifikasi sebagai kerubim, memiliki empat wajah dan empat sayap. Bersama dengan roda-roda yang mereka dampingi—yang dikatakan memiliki mata di sekelilingnya—mereka menggambarkan keberadaan ilahi yang penuh perhatian, bergerak, dan sangat aktif. Keberadaan "roh" di dalam makhluk-makhluk ini adalah kunci untuk memahami dinamika pergerakan mereka. Roh di sini dapat diartikan sebagai kekuatan hidup ilahi, atau bahkan sebagai Roh Kudus itu sendiri, yang menggerakkan dan memberikan kehidupan pada ciptaan surgawi ini.
Implikasi teologis dari Yehezkiel 1:21 sangatlah luas. Pertama, ini menegaskan kedaulatan mutlak Allah atas segala ciptaan dan segala pergerakan. Tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa kehendak atau pengawasan ilahi. Kedua, ini menunjukkan sifat dinamis dari Allah. Allah bukanlah entitas yang pasif atau terpencil, tetapi aktif terlibat dalam dunia dan dalam urusan umat manusia. Visi Yehezkiel ini berfungsi sebagai pengingat bahwa di balik realitas yang terlihat, ada dimensi surgawi yang terus bergerak dan beroperasi sesuai dengan perintah Allah.
Bagi umat Israel pada masa itu, visi ini mungkin juga memiliki pesan penghiburan dan harapan. Meskipun mereka berada dalam pembuangan, Allah mereka masih berkuasa dan hadir. Kehadiran ilahi tidak terbatas pada Bait Suci di Yerusalem; Allah dapat hadir di mana saja, bahkan di tengah-tengah negeri asing. Pemahaman ini dapat menolong mereka untuk tetap setia dan teguh dalam iman mereka, mengetahui bahwa Allah mereka adalah Allah yang hidup dan bergerak.
Singkatnya, Yehezkiel 1:21 membuka jendela ke dalam alam surgawi yang luar biasa, di mana kekuatan ilahi memimpin ciptaan surgawi dalam gerakan yang harmonis dan penuh tujuan. Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Allah, kedaulatan-Nya, dan sifat-Nya yang selalu aktif dalam alam semesta.