Yehezkiel 13:3 - Nubuat Palsu & Penyesatan

"Beginilah firman TUHAN ALLAH: Celakalah nabi-nabi dungu, yang mengikuti roh mereka sendiri dan tidak melihat barang sesuatu pun!"

Ayat Yehezkiel 13:3 dengan tegas menyoroti ancaman serius dari para nabi palsu. Mereka adalah individu-individu yang, bukannya menerima pesan dari Tuhan, malah mengikuti "roh mereka sendiri". Frasa ini mengindikasikan bahwa mereka bertindak berdasarkan pemikiran, keinginan, dan agenda pribadi mereka, bukan berdasarkan wahyu ilahi yang murni. Akibatnya, "tidak melihat barang sesuatu pun" – mereka buta terhadap kebenaran rohani, tidak mampu mengenali kehendak Tuhan, dan pada akhirnya, menyesatkan umat.

Dalam konteks zaman Yehezkiel, banyak nabi di Yerusalem yang menyebarkan pesan kepalsuan dan kepastian palsu. Mereka menjanjikan kedamaian dan keselamatan padahal hukuman Tuhan sudah pasti akan datang akibat dosa-dosa bangsa Israel. Nabi-nabi palsu ini seringkali menawarkan kesenangan sesaat dan penghiburan yang salah, yang membuat pendengarnya merasa aman padahal mereka berada dalam bahaya besar. Mereka mengabaikan keadilan, kebenaran, dan pertobatan yang sebenarnya dibutuhkan.

Firman Tuhan dalam Yehezkiel 13:3 adalah peringatan universal. Kita dapat melihat relevansinya di berbagai zaman dan budaya, termasuk di masa kini. Para "nabi" modern bisa saja muncul dalam bentuk berbagai individu atau kelompok yang menawarkan solusi mudah untuk masalah kompleks, mempromosikan gagasan yang menyenangkan telinga tanpa dasar kebenaran yang kokoh, atau mengarahkan orang pada jalan yang tampak mulus namun berakhir pada kehancuran spiritual atau moral. Mereka yang mengklaim berbicara mewakili Tuhan atau kebenaran tertinggi, namun perilakunya atau ajaran mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip kekal seperti kasih, kejujuran, dan keadilan, patut dicurigai.

Bahaya dari nubuat palsu dan penyesatan sangatlah besar. Bagi mereka yang mendengarkan, hal itu dapat menyebabkan ketergantungan pada ilusi, penolakan terhadap realitas spiritual, dan kegagalan dalam menanggapi panggilan Tuhan untuk bertobat dan berubah. Para nabi palsu itu sendiri bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan, seperti yang ditegaskan oleh ayat tersebut. Mereka membangun di atas pasir, dan ketika badai datang—entah itu ujian kehidupan, pengadilan Tuhan, atau kesadaran diri—semuanya akan runtuh.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengembangkan kemampuan membedakan roh, seperti yang diajarkan dalam Alkitab. Ini melibatkan pemeriksaan yang cermat terhadap pesan yang diterima, membandingkannya dengan Firman Tuhan yang tertulis, dan mengamati buah dari ajaran tersebut dalam kehidupan orang yang menyebarkannya maupun yang mendengarkannya. Keinginan untuk mengikuti "roh sendiri" seringkali merupakan akar dari masalah, karena ego dan keinginan pribadi dapat membutakan kita dari kebenaran yang lebih tinggi. Hanya dengan berserah pada kebenaran ilahi dan mencari hikmat dari sumber yang benar, kita dapat terhindar dari perangkap penyesatan dan berjalan dalam terang.