Kitab Yehezkiel, seorang nabi besar di masa pembuangan di Babel, sering kali menyampaikan pesan-pesan yang tegas dan lugas mengenai dosa dan penghakiman. Salah satu peringatan kerasnya tertuju pada para nabi palsu yang menyebarkan kebohongan dan menyesatkan umat Tuhan. Ayat Yehezkiel 13:4 secara gamblang mengutuk para nabi yang mengandalkan imajinasi dan ilusi mereka sendiri, bukan firman yang sejati dari Allah. Ini bukan sekadar kesalahan kecil, melainkan sebuah tindakan yang membawa celaka besar, baik bagi para nabi itu sendiri maupun bagi mereka yang mendengarkan.
Ilustrasi visual peringatan terhadap ilusi.
Yehezkiel 13:4 menyoroti dua kriteria utama nubuat palsu: "mengikuti pikiran mereka sendiri" dan "mengikuti penglihatan yang tidak mereka lihat." Ini berarti para nabi ini tidak mencari bimbingan Ilahi, tidak mendengarkan suara Roh Kudus, dan tidak menguji apa yang mereka alami terhadap Firman Tuhan. Sebaliknya, mereka mengandalkan kecerdasan, ambisi pribadi, atau bahkan khayalan mereka. Penglihatan yang mereka "lihat" bukanlah wahyu dari Allah, melainkan proyeksi dari keinginan atau ketakutan mereka sendiri.
Dalam konteks modern, peringatan ini tetap sangat relevan. Kita mungkin tidak memiliki nabi dalam arti yang sama seperti di zaman Alkitab, tetapi ada banyak suara yang menawarkan "kebenaran" atau "arah" yang menyesatkan. Ini bisa datang dari sumber-sumber yang terlihat otoritatif, tetapi ajarannya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Alkitab. Ajaran yang hanya menyenangkan telinga, yang mempromosikan kemakmuran semata tanpa penekanan pada pertobatan dan kekudusan, atau yang mengabaikan keadilan dan belas kasihan Allah, patut dicurigai.
Allah tidak membiarkan kebohongan ini berlalu begitu saja. Para nabi palsu ini bertanggung jawab atas kesalahan umat-Nya yang tertipu. Mereka membangun di atas fondasi yang goyah, memoles tembok dengan kapur yang tidak kuat, dan memberikan janji-janji kosong tentang keamanan dan kedamaian yang tidak akan pernah terwujud karena tidak didasarkan pada ketaatan kepada Tuhan. Penggambaran Yehezkiel tentang tembok yang dicat kapur (ayat 10-12) menunjukkan betapa rapuhnya apa yang mereka bangun, dan betapa pasti kehancurannya ketika badai datang.
Untuk menghindari jebakan nubuat palsu, umat Tuhan dipanggil untuk:
Pesan Yehezkiel 13:4 adalah pengingat yang kuat bahwa integritas dan kebenaran adalah hal yang terpenting dalam penyampaian Firman Tuhan. Kita harus senantiasa waspada, mengandalkan Tuhan, dan memastikan bahwa apa yang kita percayai dan sebarkan berasal dari sumber yang murni dan kudus.