Yehezkiel 16:35 - "Oleh karena kebisingan percabulanmu..."

"Oleh karena kebisingan percabulanmu dan karena kelalimanmu, karena perbuatan-perbuatanmu yang keji dan karena persundalanmu, begitulah firman TUHAN, engkau akan ditelanjangi dan dipermalukan."

Hukuman Tak Terhindarkan
Ilustrasi visual tentang tema ketidaksetiaan dan konsekuensinya.

Ayat Yehezkiel 16:35 merupakan teguran keras dari Allah kepada kota Yerusalem, yang digambarkan sebagai seorang perempuan yang sebelumnya telah diangkat dan diberkati oleh-Nya. Gambaran ini sangat kuat, menunjukkan bagaimana Allah memperlakukan Yerusalem layaknya seorang bayi yang ditinggalkan, kemudian dipelihara, dirawat, hingga menjadi cantik dan berkuasa. Allah memberinya pakaian yang indah, perhiasan, dan bahkan janji untuk perlindungan dan kemakmuran. Namun, bukannya setia kepada Sang Pemberi segala berkat, Yerusalem justru berpaling dan hidup dalam kemurtadan, penyembahan berhala, dan berbagai bentuk kebejatan moral.

Frasa "kebisingan percabulanmu" dan "kelalimanmu" secara gamblang menunjuk pada berbagai praktik dosa yang merajalela di kota itu. Ini tidak hanya mencakup persundalan fisik, tetapi juga pelanggaran perjanjian dengan Allah, penolakan terhadap hukum-hukum-Nya, dan penyembahan kepada dewa-dewa asing. Yerusalem, yang seharusnya menjadi saksi keagungan Allah di antara bangsa-bangsa, justru menjadi contoh buruk karena tingkah lakunya yang tercela. Akibatnya, Allah menyatakan murka-Nya melalui nubuat hukuman yang tegas.

Tuhan menyatakan bahwa Yerusalem akan "ditelanjangi dan dipermalukan." Ini adalah gambaran yang sangat memalukan dan menyakitkan. Telanjang di sini melambangkan hilangnya perlindungan, kehormatan, dan kemuliaan. Yerusalem akan dibiarkan terbuka tanpa apa pun untuk menutupi kelemahannya, sama seperti ia pernah ditelanjangi saat lahir. Perbuatan jahatnya akan terekspos di hadapan umum, sehingga ia akan mengalami rasa malu yang mendalam. Hukuman ini bukanlah tindakan sewenang-wenang, melainkan konsekuensi logis dari pilihan dan tindakan Yerusalem sendiri.

Penting untuk memahami bahwa peringatan dalam Yehezkiel 16:35 bukan hanya sekadar catatan sejarah tentang hukuman terhadap sebuah kota. Ayat ini juga mengandung pesan universal yang relevan bagi setiap individu dan komunitas. Ketidaksetiaan kepada Tuhan, pengabaian terhadap nilai-nilai moral, dan keterlibatan dalam dosa akan selalu membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan. Allah adalah Allah yang kudus dan adil. Meskipun Ia penuh kasih dan pengampunan, Ia juga tidak akan membiarkan dosa berlalu begitu saja.

Ketika kita membaca dan merenungkan ayat seperti Yehezkiel 16:35, kita diajak untuk mengintrospeksi diri. Apakah kita hidup dalam kesetiaan kepada Allah dalam segala aspek kehidupan kita? Apakah kita menjauhi dosa dan kekejian, atau malah terjerumus ke dalamnya karena godaan dunia? Pesan ini mengingatkan kita bahwa kehormatan dan perlindungan ilahi bukanlah hak yang otomatis, melainkan anugerah yang harus dijaga melalui ketaatan dan kekudusan. Dengan memahami konsekuensi dari ketidaksetiaan, kita didorong untuk hidup lebih dekat kepada Tuhan, memelihara hubungan yang murni, dan memuliakan nama-Nya dalam perkataan dan perbuatan kita.