Firman Tuhan dalam Kitab Yehezkiel pasal 16 ayat 38 membawa pesan yang tegas mengenai penghakiman ilahi. Ayat ini, yang berbicara tentang Yerusalem yang diperbandingkan dengan seorang perempuan yang berkhianat, menggambarkan keseriusan dosa dan konsekuensinya. Dalam konteks perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya, pelanggaran yang dilakukan bukan hanya tindakan kriminal biasa, melainkan pengkhianatan terhadap kesetiaan dan kasih yang telah diberikan. Perbandingan dengan "perempuan-perempuan yang berzina dan membunuh" menyoroti tingkat kebejatan moral dan spiritual yang telah merasuki kota itu, menjadikannya layak menerima hukuman yang setimpal.
Ayat ini seringkali dipahami dalam konteks penghakiman yang akan datang terhadap Yerusalem karena penyembahan berhala, kezaliman sosial, dan penolakan terhadap hukum Tuhan. Tuhan menyatakan niat-Nya untuk mendatangkan "murka-Ku yang penuh," yang menunjukkan bahwa hukuman ini akan bersifat total dan menyeluruh. Istilah "darah dan pedang" secara gamblang menggambarkan peperangan, pembantaian, dan penderitaan yang akan dialami oleh penduduk kota. Ini adalah gambaran yang mengerikan, tetapi penting untuk dipahami sebagai peringatan ilahi agar umat-Nya kembali ke jalan yang benar.
Namun, penting juga untuk melihat ayat ini dalam terang seluruh narasi Kitab Yehezkiel. Meskipun berbicara tentang penghakiman yang berat, Tuhan juga selalu menyisakan harapan akan pemulihan. Penghakiman yang dijatuhkan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah proses pemurnian. Melalui penderitaan dan kehilangan, Tuhan berharap umat-Nya akan tersadar, bertobat, dan kembali kepada-Nya dengan hati yang hancur. Kisah Yerusalem dalam Yehezkiel 16 adalah kisah tentang kasih yang besar dari Tuhan yang dipermalukan oleh ketidaksetiaan umat-Nya, namun kasih itu tetap ada dan akan memimpin pada pemulihan di masa depan.
Memahami pesan ini bagi kita di masa kini berarti menyadari bahwa Tuhan sangat serius mengenai dosa dan ketidaksetiaan. Kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, keadilan, dan kesetiaan kepada-Nya. Penghakiman Tuhan itu nyata, tetapi kasih dan belas kasihan-Nya juga tak terbatas bagi mereka yang mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga perjanjian kita dengan Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya, agar kita tidak menuai murka-Nya, melainkan menikmati berkat-Nya. Mari kita renungkan Yehezkiel 16:38 sebagai pengingat akan keadilan dan kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan.