Yehezkiel 18:15

"Ia tidak memakan hasil persembahan di gunung-gunung, dan tidak mengangkat matanya kepada berhala-berhala kaum Israel, dan tidak menajiskan isteri sesamanya, dan tidak menganiaya seorang pun, melainkan mengembalikan gadai orang, tidak melakukan rampasan, melainkan memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang yang telanjang."
Hatiku Pedoman Hidup Saleh Keadilan & Kejujuran Kemurahan Hati Menolak Kejahatan

Ilustrasi: Simbol-simbol keadilan, kemurahan hati, dan penolakan dosa.

Firman Tuhan dalam Yehezkiel 18:15 memberikan gambaran yang sangat jelas tentang kehidupan yang saleh dan benar di hadapan Tuhan. Ayat ini bukan hanya sekadar daftar tindakan, melainkan sebuah prinsip moral dan spiritual yang mendalam, menekankan bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.

Dalam konteks Kitab Yehezkiel, penekanan pada tanggung jawab pribadi ini sangat penting. Bangsa Israel saat itu seringkali menyalahkan dosa-dosa leluhur mereka atas penderitaan yang mereka alami. Mereka menggunakan pepatah, "Bapa-bapa makan buah mentah, tetapi gigi anak-anak yang menjadi ngilu" (Yehezkiel 18:2). Tuhan melalui Nabi Yehezkiel dengan tegas menolak pandangan ini. Ia menyatakan bahwa setiap orang yang hidup benar akan hidup, dan setiap orang yang berdosa akan mati.

Yehezkiel 18:15 merinci karakteristik dari individu yang hidup benar tersebut. Ia tidak terlibat dalam praktik keagamaan yang keliru, seperti "memakan hasil persembahan di gunung-gunung" yang merupakan praktik penyembahan berhala yang dilarang oleh hukum Taurat. Ia juga tidak melakukan tindakan yang merusak tatanan sosial dan moral, seperti "mengangkat mata kepada berhala-berhala," "menajiskan isteri sesamanya" (yang berarti berzinah), atau "menganiaya seorang pun."

Lebih dari sekadar tidak melakukan kejahatan, individu yang saleh dalam ayat ini juga menunjukkan tindakan proaktif dari kasih dan kebaikan. Frasa "mengembalikan gadai orang" menunjukkan integritas dan keadilan dalam transaksi finansial. Yang lebih menonjol lagi adalah tindakan memberi makan orang lapar dan memberi pakaian kepada orang yang telanjang. Ini adalah ekspresi nyata dari belas kasih dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah.

Tuhan menginginkan umat-Nya untuk hidup dengan standar moral yang tinggi, yang terpancar dari hati yang mengasihi dan takut akan Dia. Ayat ini mengajarkan bahwa kebenaran sejati bukanlah warisan leluhur, melainkan hasil dari pilihan pribadi yang konsisten dalam menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini adalah panggilan untuk hidup secara bertanggung jawab, adil, dan penuh belas kasih, sehingga setiap individu dapat menikmati berkat dan kehidupan yang dijanjikan oleh Tuhan. Memahami Yehezkiel 18:15 adalah undangan untuk merefleksikan tindakan kita sehari-hari dan memastikan bahwa hidup kita mencerminkan prinsip-prinsip ilahi.

Untuk pendalaman lebih lanjut, Anda bisa merujuk pada Alkitab SABDA.