Yehezkiel 22:5

"Mereka mengatakan tentang engkau: ‘Betapa mengerikannya engkau! Dalam murkamu, engkau membinasakan; dalam keangkuhanmu, engkau menganggap hina.’"

Suara Kebenaran di Tengah Kekacauan

Ayat Yehezkiel 22:5 melukiskan gambaran yang sangat suram tentang kondisi masyarakat pada masa itu. Ia bukan sekadar kutipan sejarah belaka, melainkan sebuah peringatan keras dan seruan ilahi yang relevan sepanjang masa. Ayat ini secara gamblang menggambarkan bagaimana kesalahan dan kejahatan yang merajalela di tengah-tengah umat Tuhan tidak luput dari pandangan ilahi. Kata-kata yang diucapkan tentang Tuhan, "Betapa mengerikannya engkau! Dalam murkamu, engkau membinasakan; dalam keangkuhanmu, engkau menganggap hina," menunjukkan adanya distorsi pemahaman mengenai karakter dan tindakan Tuhan yang sebenarnya.

Bukannya mengenali Tuhan sebagai sumber kasih dan keadilan yang murni, masyarakat saat itu justru melihat-Nya sebagai entitas yang penuh murka dan arogansi. Hal ini seringkali merupakan cerminan dari dosa-dosa mereka sendiri yang telah membuat mereka menjauh dari kebenaran, sehingga pandangan mereka terhadap Tuhan pun menjadi terdistorsi. Ketika hati manusia dipenuhi kejahatan, pandangannya terhadap segala sesuatu, termasuk Tuhan, akan cenderung menjadi gelap dan negatif. Keangkuhan yang disebutkan dalam ayat ini bisa merujuk pada keangkuhan Tuhan yang diproyeksikan oleh manusia, atau bisa juga merujuk pada keangkuhan manusia itu sendiri yang membuat mereka mengabaikan peringatan ilahi dan meremehkan konsekuensi dari tindakan mereka.

Dalam konteks Yehezkiel, ayat ini berbicara tentang penghakiman yang akan datang atas Yerusalem karena berbagai dosa yang dilakukan oleh para pemimpin dan rakyatnya. Dosa-dosa seperti pembunuhan, perzinahan, keserakahan, dan penindasan telah merusak tatanan sosial dan spiritual. Dalam situasi seperti ini, sangat mudah bagi manusia untuk menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang mereka alami, padahal penderitaan itu adalah akibat langsung dari pilihan-pilihan mereka sendiri. Mereka melihat tindakan Tuhan sebagai "murka" dan "angkuh" karena mereka tidak mau mengakui bahwa Tuhan sedang menindak ketidakadilan.

Namun, di balik peringatan ini, terselip juga sebuah undangan. Yehezkiel diutus untuk menjadi nabi yang mengingatkan umat Tuhan agar bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Seruan ini menekankan pentingnya keadilan, kebenaran, dan kesetiaan kepada Tuhan. Ketika masyarakat mengabaikan nilai-nilai ini, mereka tidak hanya menderita secara fisik dan spiritual, tetapi juga merusak citra Tuhan di mata dunia. Seruan Yehezkiel 22:5 adalah pengingat bahwa Tuhan adalah hakim yang adil, yang tidak akan membiarkan kejahatan berlanjut tanpa konsekuensi. Namun, murka-Nya juga merupakan ekspresi dari cinta-Nya yang teguh terhadap kebenaran dan keinginan-Nya agar umat-Nya hidup dalam harmoni dan keadilan. Memahami ayat ini secara mendalam mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana kita memandang Tuhan dan bagaimana hidup kita mencerminkan nilai-nilai-Nya.