Yehezkiel 24:25

"Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan hukuman itu kepada Yerusalem, dan dari tengah-tengahnya akan Kulihat membalas budi kepada semua yang bernyala-nyala untuk kebencian, dan Aku akan menyucikan kota itu dari darahnya.
Aku akan menyucikan kota itu dari darahnya,
dan dari berhala-berhalanya,
dan Aku akan mengembalikannya dari perbuatan-perbuatan jahatnya."

Pemulihan Cahaya

Kitab Yehezkiel, seorang nabi yang diasingkan ke Babel, dipenuhi dengan pewahyuan tentang penghakiman ilahi serta janji pemulihan yang luar biasa. Dalam pasal 24, kita menyaksikan deskripsi puitis tentang kejatuhan Yerusalem, yang divisualisasikan melalui kuali yang mendidih, melambangkan murka Allah dan kehancuran kota suci itu. Ayat 25, yang disajikan di atas, menjadi titik balik penting. Setelah menggambarkan murka yang akan datang, firman Tuhan beralih ke pesan harapan dan pemulihan yang lebih dalam.

Ayat ini bukan sekadar ramalan, melainkan sebuah deklarasi ilahi tentang niat Allah untuk membersihkan dan memulihkan umat-Nya, bahkan setelah penghakiman yang berat. Ketika Allah menyatakan, "Aku akan mendatangkan hukuman itu kepada Yerusalem," ini adalah pengakuan atas ketidaktaatan dan pemberontakan yang telah lama terjadi. Yerusalem, kota perjanjian, telah ternoda oleh dosa, persembahan berhala, dan penumpahan darah yang tidak bersalah. Allah tidak dapat mengabaikan kejahatan ini, dan hukuman adalah konsekuensi yang tak terhindarkan.

Namun, keindahan sejati dari Yehezkiel 24:25 terletak pada janji pemulihan yang mengikuti. Allah tidak hanya menghukum, tetapi Dia juga berencana untuk membersihkan dan memperbaharui. Frasa "Aku akan menyucikan kota itu dari darahnya" menandakan pelepasan dari dosa-dosa kekerasan yang telah mencemari tanah. Lebih lanjut, Allah berjanji untuk "menyucikan kota itu dari berhala-berhalanya," yang merupakan akar dari banyak pemberontakan mereka. Penolakan terhadap ibadah ilahi demi patung-patung mati adalah pengkhianatan tertinggi terhadap perjanjian mereka dengan Allah.

Pesan ini sangat relevan bagi umat percaya di segala zaman. Meskipun kita mungkin menghadapi konsekuensi dari kesalahan kita, atau menyaksikan kehancuran akibat dosa di sekitar kita, Allah selalu memiliki rencana pemulihan. Dia adalah Allah yang adil yang menghukum dosa, tetapi Dia juga adalah Allah yang penuh kasih yang merindukan umat-Nya kembali kepada-Nya. Janji pemurnian dalam Yehezkiel 24:25 menunjukkan bahwa bahkan di tengah-tengah kehancuran, ada benih harapan.

Kemampuan Allah untuk memurnikan dan mengembalikan umat-Nya adalah sumber penghiburan yang mendalam. Ini menunjukkan bahwa hukuman-Nya bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah proses yang dirancang untuk membawa kembali kepada kesucian. Perjanjian yang diperbaharui, hati yang disucikan dari berhala, dan kehidupan yang bebas dari dosa kekerasan adalah inti dari janji pemulihan ini. Ketika kita merenungkan Yehezkiel 24:25, kita diingatkan akan kedaulatan Allah atas sejarah, keadilan-Nya yang tak tergoyahkan, dan kasih-Nya yang tak berkesudahan yang selalu berusaha menarik kita kembali kepada jalan yang benar. Janji ini memberikan perspektif yang cerah tentang masa depan, bahkan di hadapan tantangan yang paling suram sekalipun.