"TUHAN bersabda kepadaku:
"Hai anak manusia, hadapkanlah mukamu ke arah bani Amon, dan bernubuatlah melawan mereka."
Ayat pembuka dari pasal 25 dalam kitab Yehezkiel ini menandai dimulainya serangkaian nubuat ilahi yang ditujukan kepada bangsa-bangsa tetangga Israel. Firman Tuhan yang disampaikan kepada Nabi Yehezkiel bukan hanya sekadar perkataan, melainkan sebuah perintah langsung untuk mengarahkan fokus dan pesan kepada Bani Amon. Ini menunjukkan bahwa keadilan ilahi memiliki jangkauan yang luas, tidak terbatas pada umat pilihan semata, tetapi juga mencakup penilaian terhadap tindakan dan karakter bangsa-bangsa lain di mata Tuhan.
Penekanan pada "hadapkanlah mukamu" menyiratkan sebuah penugasan yang spesifik dan penuh otoritas. Nabi Yehezkiel diperintahkan untuk secara sadar memfokuskan dirinya pada bangsa Amon, sebuah bangsa yang memiliki sejarah hubungan yang kompleks dan seringkali antagonis dengan Israel. Pesan ini bersifat profetik, yang berarti ia membawa firman dari Tuhan, bukan sekadar opini pribadi atau analisis strategis manusia. Nabi adalah penyampai kehendak Ilahi, yang memiliki pemahaman mendalam tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman.
Bani Amon, bersama dengan bangsa-bangsa lain seperti Edom, Filistin, Tirus, Sidon, dan Mesir, akan menerima teguran dan penghakiman dari Tuhan. Latar belakang sejarah menunjukkan bahwa bangsa Amon seringkali memusuhi dan meremehkan umat Israel, terutama saat mereka berada dalam masa-masa sulit. Tindakan seperti ini, yang muncul dari kesombongan, kebencian, atau keegoisan, adalah hal-hal yang diperhatikan oleh Tuhan. Firman Tuhan dalam Yehezkiel 25:1 adalah awal dari pengungkapan mengapa bangsa-bangsa ini akan menghadapi murka dan keadilan-Nya.
Pesan ilahi ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah penguasa seluruh bumi. Ia memiliki kendali atas sejarah dan Ia tidak tinggal diam terhadap ketidakadilan dan kejahatan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa. Nubuat terhadap Amon, yang dimulai dengan ayat ini, akan menjelaskan dosa-dosa spesifik mereka dan konsekuensi yang akan mereka terima. Ini bisa mencakup tindakan kekerasan, ejekan, atau penghinaan terhadap umat Tuhan. Tuhan melihat dan mencatat semua ini, dan pada waktu-Nya, Ia akan memberikan balasan yang setimpal.
Sebagai umat beriman, kita dapat belajar dari ayat ini tentang pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan menjalankan perintah-Nya. Nabi Yehezkiel diberi tugas yang berat, namun ia taat. Fokus pada Amon menunjukkan bahwa Tuhan peduli terhadap apa yang terjadi di antara bangsa-bangsa dan bagaimana mereka berinteraksi, terutama ketika tindakan mereka berdampak pada umat-Nya. Yehezkiel 25:1 membuka pintu untuk memahami keadilan Tuhan yang universal dan bagaimana Ia menggunakan nabi-nabi-Nya untuk menyatakan kebenaran-Nya di seluruh dunia. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa tidak ada perbuatan baik maupun buruk yang luput dari perhatian Sang Pencipta.