Yehezkiel 29:1

Dalam tahun kesepuluh, pada bulan yang kesepuluh, pada tanggal dua belas bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku:

Nubuat Atas Mesir: Sebuah Perspektif Awal

Kitab Yehezkiel, salah satu kitab kenabian dalam Perjanjian Lama, menyajikan serangkaian penglihatan dan nubuat yang mendalam, seringkali ditujukan kepada bangsa Israel yang terbuang, tetapi juga kepada bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ayat pembuka dalam pasal 29, yaitu Yehezkiel 29:1, menandai dimulainya serangkaian pesan kenabian yang spesifik mengenai Mesir. Frasa "Dalam tahun kesepuluh, pada bulan yang kesepuluh, pada tanggal dua belas bulan itu, datanglah firman TUHAN kepadaku" bukan sekadar penanda waktu, melainkan sebuah penegasan otoritas ilahi atas pesan yang akan disampaikan. Penunjukan waktu yang presisi ini menunjukkan bahwa pesan yang datang bukanlah sesuatu yang insidental, melainkan sebuah wahyu yang terencana dan signifikan dalam konteks sejarah serta teologi.

Simbol Mesir Kuno: Piramida dan Sungai Nil

Mengapa Mesir Menjadi Fokus Nubuat?

Mesir, sebagai salah satu peradaban tertua dan paling kuat di dunia kuno, memegang posisi penting dalam narasi Alkitab. Negara ini memiliki sejarah panjang yang terjalin dengan bangsa Israel, mulai dari masa perbudakan hingga pembebasan yang ajaib. Kekuatan, kekayaan, dan pengaruh politik Mesir seringkali menjadi daya tarik bagi bangsa Israel, bahkan ketika mereka seharusnya bersandar pada TUHAN. Di sisi lain, Mesir juga seringkali mewakili kekuatan duniawi yang menentang kehendak Allah.

Nubuat yang dimulai pada Yehezkiel 29 ini secara spesifik ditujukan kepada Firaun dan negeri Mesir. Ayat-ayat selanjutnya dalam pasal ini akan mengungkap hukuman ilahi yang dijatuhkan atas Mesir karena kesombongan dan tindakan penindasan mereka. Firman TUHAN yang datang kepada Yehezkiel ini adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk menunjukkan kedaulatan-Nya atas semua bangsa, termasuk kekuatan besar seperti Mesir.

Konteks Sejarah dan Teologis

Waktu spesifik yang disebutkan dalam Yehezkiel 29:1, yaitu tahun kesepuluh masa pembuangan, kemungkinan besar berkaitan dengan peristiwa sejarah penting. Para ahli Alkitab umumnya menunjuk pada pengepungan Tirus oleh Nebukadnezar dari Babilonia, yang dimulai sekitar waktu itu. Mesir seringkali diperkirakan akan memberikan bantuan militer kepada Tirus, musuh Babilonia, meskipun akhirnya Mesir sendiri tidak terlalu efektif dalam membantu. Nubuat ini bisa jadi merupakan peringatan dini dan penegasan bahwa bahkan kekuatan besar seperti Mesir tidak akan luput dari penghakiman ilahi jika mereka melawan kehendak Allah.

Secara teologis, pesan ini menegaskan bahwa TUHAN adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu, termasuk kekuatan politik dan militer dunia. Pengutusan firman kepada Yehezkiel pada waktu yang tepat ini menunjukkan bahwa Allah tidak acuh tak acuh terhadap ketidakadilan dan kesombongan bangsa-bangsa. Nubuat atas Mesir ini adalah pengingat bahwa kesombongan dan keangkuhan akan mendatangkan kejatuhan, dan hanya mereka yang rendah hati serta taat kepada Allah yang akan bertahan. Pasal 29 ini menjadi fondasi untuk pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Allah berinteraksi dengan bangsa-bangsa dan bagaimana Dia membawa keadilan di tengah dunia.