Simbol kekuatan dan otoritas ilahi

Yehezkiel 29:20 - Nubuat Sangat Kuat

"Telah Kuberikan kepadanya tanah Mesir sebagai upahnya, karena mereka melakukan pekerjaan bagi-Ku," demikianlah firman Tuhan ALLAH.

Kitab Yehezkiel, seorang nabi besar yang melayani di masa pembuangan di Babel, dipenuhi dengan nubuat-nubuat yang kuat dan seringkali menakutkan. Salah satu bagian yang menarik perhatian adalah pasal 29, yang secara khusus menyoroti tentang keruntuhan dan penghakiman atas Mesir. Di tengah serangkaian peringatan dan ramalan, kita menemukan sebuah ayat yang singkat namun sarat makna: Yehezkiel 29:20. Ayat ini bukanlah tentang murka semata, melainkan juga tentang cara Tuhan bekerja melalui sejarah, bahkan dalam konteks pemberian "upah" bagi sebuah bangsa.

Fokus utama Yehezkiel 29:20 adalah pernyataan Tuhan sendiri: "Telah Kuberikan kepadanya tanah Mesir sebagai upahnya, karena mereka melakukan pekerjaan bagi-Ku." Pernyataan ini mungkin terdengar kontradiktif pada pandangan pertama. Mesir, yang seringkali digambarkan sebagai bangsa yang congkak dan penuh berhala, justru menerima "upah" dari Tuhan? Untuk memahami ini, kita perlu melihat konteks yang lebih luas dari nubuat ini. Tuhan seringkali menggunakan bangsa-bangsa lain, bahkan yang tidak mengenal-Nya, sebagai alat dalam rencana-Nya untuk menghukum atau membentuk umat-Nya.

Dalam konteks ini, "pekerjaan" yang dilakukan oleh Mesir bagi Tuhan kemungkinan besar merujuk pada peran Mesir dalam sejarah penebusan Israel. Ingatlah bagaimana Tuhan membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, sebuah peristiwa monumental yang membentuk identitas bangsa itu. Setelah itu, Mesir tetap menjadi kekuatan regional yang berpengaruh. Meskipun tidak secara sadar melayani Tuhan, tindakan-tindakan mereka, baik sebagai alat pembebasan maupun sebagai ancaman yang kemudian dihukum, semuanya berada di bawah kedaulatan ilahi. Tuhan dapat menggunakan segala sesuatu, bahkan kejahatan, untuk mencapai tujuan-Nya yang lebih besar.

Pemberian tanah Mesir sebagai "upah" di sini bukanlah pengakuan atas kesalehan Mesir, melainkan sebuah penegasan kedaulatan Tuhan atas segala bangsa. Tuhanlah yang memberikan kekuasaan, yang mengangkat satu bangsa dan merendahkan yang lain. Dalam pandangan Tuhan, tindakan Mesir (baik yang mendukung maupun yang menentang umat-Nya) pada akhirnya berkontribusi pada penggenapan rencana-Nya. Ini mengajarkan kita bahwa Tuhan memiliki kendali penuh atas jalannya sejarah dunia. Setiap peristiwa, setiap bangsa, setiap tindakan, semuanya berada dalam kerangka acuan dan tujuan ilahi.

Yehezkiel 29:20 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Penguasa alam semesta. Dia dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk menggenapi kehendak-Nya. Meskipun Mesir tidak menyembah Tuhan, mereka melakukan "pekerjaan" yang dikehendaki-Nya dalam sejarah. Ini juga mengajarkan kita untuk tidak terpaku pada motivasi manusiawi semata, tetapi melihat tindakan-tindakan tersebut dalam perspektif ilahi yang lebih luas. Nubuat ini menjadi bukti kuat tentang keagungan dan kedaulatan Tuhan yang tak tertandingi, yang bahkan memberikan "upah" kepada mereka yang secara tidak sadar telah melayani rencana-Nya dalam sejarah. Ini adalah pelajaran yang mengagumkan dan penuh kuasa dari Yehezkiel.