Yehezkiel 33:27 - Nubuat & Pengharapan

"Beginilah firman TUHAN ALLAH: Sekali-kali tidak, demi Aku yang hidup, sekalipun orang-orang itu ada di reruntuhan di kota-kota Yehuda, dan di tengah-tengah padang gurun, berdiam di sana, dan mereka diserahkan menjadi mangsa dan binasa, sekalipun Aku menjadikan tanah itu tandus sekali, sekalipun rumah-rumah mereka itu menjadi reruntuhan, dan benteng-benteng mereka itu tiada bertuan, dan Aku membiarkan mereka jadi jurang tempat pembuangan domba, maka ketahuilah, Akulah TUHAN."
Simbol Keadilan dan Kebenaran

Ayat Yehezkiel 33:27 merupakan pengumuman ilahi yang kuat dan tak terbantahkan dari Tuhan sendiri. Dalam konteks sejarah bangsa Israel yang sedang menghadapi kehancuran dan pembuangan, ayat ini menegaskan kedaulatan dan keadilan Tuhan yang mutlak. Pesan ini datang di saat-saat tergelap, ketika harapan seolah sirna dan kehancuran tampak total.

Yehezkiel, sang nabi, diperintahkan untuk menyampaikan firman Tuhan yang menekankan keseriusan penghakiman-Nya atas dosa bangsa Israel. Kata-kata seperti "reruntuhan," "padang gurun," "mangsa dan binasa," "tandus sekali," "tiada bertuan," dan "jurang tempat pembuangan" melukiskan gambaran kehancuran yang mendalam. Ini bukan hanya tentang kehancuran fisik kota-kota dan rumah-rumah, tetapi juga tentang hilangnya kendali manusia atas nasib mereka sendiri.

Namun, di tengah semua gambaran keputusasaan itu, Tuhan mengakhiri firman-Nya dengan pernyataan yang sangat fundamental dan membesarkan hati: "maka ketahuilah, Akulah TUHAN." Pernyataan ini adalah jangkar keselamatan. Meskipun segala sesuatu di sekitar tampak kacau balau, keberadaan dan kedaulatan Tuhan tetaplah realitas yang tak tergoyahkan. Dia adalah Penguasa alam semesta, Penjaga perjanjian-Nya, dan pada akhirnya, Sumber dari segala pengharapan.

Ayat ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, tentang keadilan ilahi. Tuhan tidak akan membiarkan dosa dan pemberontakan berlalu begitu saja tanpa konsekuensi. Penghakiman-Nya adalah adil dan pasti. Kedua, tentang kedaulatan-Nya. Di tengah segala ketidakpastian hidup, Tuhan tetap berkuasa penuh. Dia memegang kendali bahkan ketika situasi tampak di luar jangkauan manusia.

Lebih dari sekadar peringatan, ayat ini juga mengandung janji terselubung tentang pemulihan. Pengumuman "Akulah TUHAN" juga merujuk pada identitas Tuhan sebagai Allah yang setia pada janji-janji-Nya. Setelah penghakiman yang adil, akan selalu ada dasar untuk pembaruan dan peng restoration bagi umat-Nya. Kehancuran yang diakui oleh Tuhan dalam ayat ini adalah bagian dari proses yang lebih besar menuju pemulihan dan kebangkitan.

Bagi kita yang hidup saat ini, Yehezkiel 33:27 mengingatkan bahwa kehidupan manusia, betapapun bergejolaknya, selalu berada di bawah pengawasan Tuhan yang Maha Kuasa. Ini adalah panggilan untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, mengakui dosa-dosa kita, dan berserah pada kedaulatan-Nya. Pada saat yang sama, penegasan "Akulah TUHAN" memberikan pengharapan yang teguh, bahwa bahkan di lembah bayang-bayang maut, kasih dan kuasa-Nya tetap bekerja untuk kebaikan umat-Nya yang percaya.