Yehezkiel 35:1 - Firman TUHAN Tentang Edom

"Dan datanglah firman TUHAN kepadaku:
"Hai anak manusia, tujukanlah mukamu kepada gunung Seir dan bernubuatlah melawan dia."
Pegunungan Seir

Ayat Yehezkiel 35:1 menandai dimulainya bagian penting dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel. Pesan ini bukan sekadar pengumuman belaka, melainkan sebuah proklamasi ilahi yang ditujukan secara spesifik kepada bangsa Edom. TUHAN secara langsung memerintahkan Yehezkiel untuk mengarahkan perhatiannya, baik secara fisik maupun metaforis, kepada wilayah pegunungan Seir, yang merupakan tanah kediaman bangsa Edom. Perintah ini menunjukkan betapa seriusnya firman yang akan disampaikan dan betapa pentingnya sasaran nubuat tersebut.

Gunung Seir memiliki sejarah panjang yang terjalin erat dengan umat pilihan Allah. Bangsa Edom sendiri adalah keturunan Esau, saudara kembar Yakub. Hubungan kekerabatan ini seharusnya menjadi dasar bagi hubungan yang harmonis, namun kenyataannya seringkali berlawanan. Sejarah mencatat ketegangan dan permusuhan yang terus-menerus antara keturunan Yakub (Israel) dan keturunan Esau (Edom). Permusuhan ini seringkali berakar pada rasa iri hati, keserakahan, dan kebencian yang mendalam.

Perintah untuk "menujukan mukamu kepada gunung Seir" memiliki makna ganda. Secara harfiah, ini berarti Yehezkiel harus membayangkan atau memvisualisasikan lokasi geografis tersebut. Namun, yang lebih penting, perintah ini menyiratkan fokus yang tajam dan keseriusan dalam menyampaikan pesan ilahi. Yehezkiel tidak hanya berbicara tentang tempat, tetapi tentang sebuah bangsa yang mendiaminya, dengan segala tindakan dan sikap mereka di hadapan Tuhan. Nubuat melawan Edom bukanlah hal yang baru dalam Alkitab, namun konteks di mana firman ini disampaikan, yaitu pada masa pembuangan Israel, memberikan dimensi urgensi dan keadilan ilahi yang lebih kuat.

Mengapa firman TUHAN datang kepada Yehezkiel untuk melawan Edom? Sepanjang sejarah, bangsa Edom seringkali menunjukkan sikap yang tidak bersahabat, bahkan permusuhan yang aktif terhadap Israel. Mereka tidak hanya diam melihat tetangga mereka menderita, tetapi terkadang turut mengambil bagian dalam penderitaan itu, atau bahkan memanfaatkan kesulitan Israel untuk keuntungan mereka sendiri. Tindakan-tindakan ini, terutama pada saat-saat kritis seperti invasi Babel ke Yerusalem, dianggap sebagai pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip kekerabatan dan keadilan ilahi. TUHAN, yang adalah Allah yang adil, tidak akan membiarkan tindakan kejahatan berlalu tanpa pertanggungjawaban.

Pesan dalam Yehezkiel 35:1 membuka jalan bagi serangkaian tuduhan dan penghakiman terhadap Edom. Ini adalah pengingat bahwa Tuhan memperhatikan semua bangsa dan tindakan mereka, terutama ketika tindakan tersebut berdampak pada umat-Nya. Nubuat ini menegaskan bahwa Tuhan memiliki rencana keadilan-Nya, dan bahkan bangsa-bangsa yang tampaknya kuat atau yang memiliki sejarah kelam tidak akan luput dari penilaian ilahi. Fokus pada gunung Seir menunjukkan bahwa penghakiman itu akan spesifik dan berakar pada realitas geografis dan historis bangsa Edom.