"Hai anak manusia, ketika kaum Israel diam di tanah mereka, mereka menajisinya dengan kelakuan dan perbuatan mereka. Kelakuan mereka di hadapan-Ku seperti kelakuan perempuan dalam cemarnya."
Ayat Yehezkiel 36:17 ini merupakan bagian dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel. Pada masa itu, bangsa Israel sedang berada dalam pembuangan di Babel. Yehezkiel diberi penglihatan dan Firman Tuhan untuk menyampaikan pesan pengharapan sekaligus teguran kepada umat-Nya. Ayat ini secara spesifik menyoroti kondisi spiritual dan moral bangsa Israel yang telah menyimpang jauh dari kehendak Tuhan.
Pernyataan bahwa kelakuan mereka "menajisinya dengan kelakuan dan perbuatan mereka" menggambarkan dampak buruk dari dosa dan ketidaktaatan. Tanah perjanjian yang seharusnya menjadi tempat suci, tempat kediaman Allah, telah ternoda oleh kebobrokan moral dan spiritual umat-Nya. Penggambaran yang sangat kuat ini, membandingkan perilaku mereka dengan "kelakuan perempuan dalam cemarnya", menekankan tingkat kekotoran dan keberdosaan yang telah merasuk dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan kerusakan yang mendalam pada hubungan mereka dengan Tuhan dan dengan sesama.
Namun, konteks ayat ini tidak berhenti pada teguran semata. Ayat-ayat selanjutnya dalam pasal 36 memberikan janji pemulihan yang luar biasa dari Tuhan. Meskipun umat-Nya telah jatuh sedemikian rupa, Tuhan berjanji untuk mengambil umat-Nya dari tengah bangsa-bangsa, mengumpulkan mereka dari berbagai negeri, dan membawa mereka kembali ke tanah mereka sendiri. Lebih dari sekadar pemulihan fisik dan geografis, Tuhan berjanji akan melakukan pemulihan spiritual yang jauh lebih mendalam.
Janji tersebut mencakup pencurahan Roh Kudus, pemberian hati yang baru, dan penanaman hukum Tuhan dalam hati mereka. Tuhan berfirman, "Aku akan memberikan kepadamu hati yang baru, dan roh yang baru di dalam hatimu akan Kuberikan... Aku akan menempatkan Roh-Ku di dalam kamu dan akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku serta melakukannya." (Yehezkiel 36:26-27). Ini adalah janji pemulihan total, pemulihan yang berasal dari intervensi ilahi yang radikal.
Dari Yehezkiel 36:17, kita belajar bahwa dosa memiliki konsekuensi yang serius, bahkan dapat menodai apa yang seharusnya suci. Namun, kita juga diingatkan bahwa kasih dan kesetiaan Tuhan jauh melampaui dosa dan kegagalan umat-Nya. Ketika kita menyadari kedalaman kesalahan kita, seperti yang digambarkan dalam ayat ini, kita diundang untuk merendahkan diri dan menerima janji pemulihan Tuhan. Pemulihan ini bukanlah hasil usaha kita sendiri, melainkan karya anugerah-Nya yang memampukan kita untuk hidup baru dan taat kepada-Nya. Pesan ini tetap relevan hingga kini, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kekudusan hidup dan selalu bersandar pada kekuatan Tuhan untuk pemulihan diri.