"Untuk merampas rampasan dan menjarah jarahan, untuk memutar tanganmu terhadap reruntuhan yang sekarang dihuni, dan terhadap bangsa yang dikumpulkan dari antara bangsa-bangsa, yang telah memperoleh ternak dan harta benda, yang mendiami pusat bumi."
Ayat Yehezkiel 38:12 merupakan salah satu bagian penting dalam nubuat mengenai Gog dari Magog. Nubuat ini seringkali ditafsirkan dalam konteks eskatologis, merujuk pada peristiwa besar yang akan terjadi di akhir zaman. Fokus utama ayat ini adalah pada motivasi dan target dari serangan yang akan datang. Gog, yang digambarkan sebagai pemimpin pasukan besar, bertujuan untuk "merampas rampasan dan menjarah jarahan." Ini menunjukkan bahwa motif utama di balik agresi tersebut adalah keserakahan dan keinginan untuk menguasai kekayaan.
Lebih spesifik lagi, ayat ini menyoroti target serangan: "reruntuhan yang sekarang dihuni, dan terhadap bangsa yang dikumpulkan dari antara bangsa-bangsa, yang telah memperoleh ternak dan harta benda, yang mendiami pusat bumi." Siapakah "bangsa yang dikumpulkan dari antara bangsa-bangsa" ini? Penafsiran umum, terutama dalam konteks teologi Kristen, mengidentifikasi bangsa ini sebagai umat pilihan Tuhan, yakni Israel, yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia (diaspora) dan kemudian dipulihkan kembali ke tanah perjanjian mereka. Keberadaan mereka di "pusat bumi" (atau sering diterjemahkan sebagai "bagian tengah bumi") dapat merujuk pada posisi geografis Israel di Timur Tengah, yang sering dianggap sebagai pusat dunia dalam pandangan kuno, atau bisa juga merujuk pada signifikansi spiritual mereka sebagai umat yang dipilih Tuhan.
Penting untuk dicatat bahwa bangsa ini digambarkan telah "memperoleh ternak dan harta benda." Ini menandakan bahwa umat yang ditargetkan telah mencapai kemakmuran dan stabilitas. Kemakmuran inilah yang tampaknya menarik perhatian Gog dan pasukannya. Keadaan damai dan makmur ini, yang dicapai setelah masa-masa pengumpulan dan pemulihan, menjadi sasaran empuk bagi keinginan untuk menjarah. Gambaran ini memberikan kontras yang tajam antara kondisi bangsa yang aman dan tenteram, dengan niat jahat dari pihak penyerang yang haus akan keuntungan.
Nubuat ini tidak hanya tentang invasi fisik, tetapi juga sering dilihat sebagai gambaran konflik spiritual yang lebih luas. Musuh yang bangkit melawan umat Tuhan seringkali mewakili kekuatan-kekuatan yang menentang kedaulatan ilahi. Penafsiran mengenai identitas Gog dan sekutunya bervariasi di kalangan teolog, namun inti pesannya tetap sama: akan ada perlawanan yang kuat terhadap umat Tuhan dan kedaulatan-Nya di akhir zaman, yang akhirnya akan dikalahkan oleh kuasa ilahi. Ayat Yehezkiel 38:12 mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan rohani, dan keyakinan bahwa meskipun ada ancaman, rencana Tuhan untuk umat-Nya akan tetap terlaksana, bahkan di tengah gejolak dunia.
Memahami Yehezkiel 38:12 membantu kita melihat gambaran besar dari narasi alkitabiah tentang rencana penyelamatan Tuhan. Ini bukan sekadar cerita tentang peperangan kuno, tetapi serangkaian peristiwa yang memiliki makna mendalam bagi iman dan harapan umat percaya di masa kini, menunjukkan bahwa pada akhirnya, kekuatan jahat yang bersekongkol akan diatasi oleh kuasa Tuhan yang Mahakuasa.