Yehezkiel 45:17

"Tetapi tugas raja ialah menyediakan korban bakaran, korban sajian dan korban curahan pada hari-hari raya, pada bulan-bulan baru dan pada hari-hari Sabat, pada segala hari raya keluarga Israel: ia harus menyediakan korban penghapus dosa, korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk menghapuskan kesalahan bagi kaum Israel."
Simbol kesucian dan ritual

Ayat Yehezkiel 45:17 memberikan panduan terperinci mengenai peran dan tanggung jawab raja dalam penyelenggaraan ibadah dan perayaan keagamaan di Israel. Ayat ini tidak hanya menekankan aspek seremonial, tetapi juga makna teologis yang mendalam di balik setiap persembahan. Peran raja sebagai penyedia berbagai jenis korban menunjukkan posisinya yang sentral dalam menjaga hubungan umat dengan Allah. Ia tidak hanya pemimpin politik, tetapi juga pemimpin rohani yang bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh aspek ibadah dijalankan sesuai dengan ketetapan ilahi.

Jenis-jenis persembahan yang disebutkan mencakup korban bakaran (holocaust), korban sajian (olah-olahan), korban curahan (minuman), korban penghapus dosa (sin offering), dan korban keselamatan (peace offering). Setiap jenis korban memiliki tujuan spesifik dalam ibadah. Korban bakaran melambangkan penyerahan diri total kepada Allah. Korban sajian menunjukkan rasa syukur dan pengakuan atas berkat yang diterima. Korban curahan seringkali menyertai korban bakaran, menambah kemeriahan dan penghormatan. Korban penghapus dosa sangat krusial untuk menutupi kesalahan dan dosa yang tidak disengaja, sementara korban keselamatan bertujuan untuk memelihara persekutuan dan damai sejahtera dengan Allah serta antar sesama umat.

Penekanan pada penyediaan persembahan ini pada hari-hari raya, bulan-bulan baru, dan hari-hari Sabat menunjukkan pentingnya ibadah yang teratur dan terus-menerus. Ini bukan hanya ritual sesekali, melainkan sebuah pola hidup yang mengintegrasikan pengabdian kepada Allah dalam siklus waktu yang telah ditetapkan. Hari-hari raya seperti Paskah, Hari Raya Panen, dan Hari Raya Pondok Daun, serta peringatan bulan baru dan Sabat, menjadi momen penting untuk mengenang karya Allah, merayakan anugerah-Nya, dan memperkuat identitas umat sebagai umat pilihan.

Lebih lanjut, ayat ini secara spesifik menyebutkan bahwa semua persembahan ini adalah "untuk menghapuskan kesalahan bagi kaum Israel". Ini menyoroti bahwa ibadah dan persembahan bukan hanya bentuk ritual kosong, tetapi memiliki fungsi penebusan dan pemulihan hubungan. Dalam konteks perjanjian, kesalahan atau dosa dapat memutus hubungan antara manusia dan Allah, serta menimbulkan konsekuensi yang serius. Melalui persembahan yang disediakan oleh raja, kesalahan-kesalahan tersebut ditutupi, memungkinkan pemeliharaan kedamaian dan berkat dari Allah bagi seluruh umat Israel. Ayat ini mengingatkan kita tentang kebutuhan universal akan penebusan dosa dan pentingnya pengorbanan untuk mencapai pemulihan hubungan dengan Sang Pencipta. Peran raja dalam ayat ini adalah simbol dari pemeliharaan keutuhan spiritual dan kesucian umat di hadapan Allah.