Yehezkiel 46:24

"Kata-Nya kepadaku: ‘Di tempat-tempat itulah juru-juru masak akan memasak korban sembelihan; di situlah mereka akan membasuh korban unjukan, untuk menanggung kesalahan umat itu.’"

Yh 46:24

Ayat Yehezkiel 46:24 membawa kita pada gambaran detail tentang praktik-praktik ibadah di dalam Bait Allah yang baru, sebuah visi kenabian yang diwahyukan kepada Nabi Yehezkiel. Frasa kunci dalam ayat ini adalah "tempat-tempat itulah juru-juru masak akan memasak korban sembelihan" dan "membasuh korban unjukan, untuk menanggung kesalahan umat itu." Ayat ini menekankan aspek praktis dan fungsional dari pelaksanaan ibadah, yang melibatkan persiapan makanan korban dan pembersihan perlengkapan yang digunakan.

Lebih dari sekadar deskripsi teknis, ayat ini sarat akan makna teologis. "Tempat-tempat itulah" merujuk pada area khusus di dalam pelataran Bait Allah yang dirancang untuk tujuan-tujuan spesifik terkait persembahan. Ini menunjukkan bahwa ibadah yang benar adalah terorganisir, teratur, dan dilakukan sesuai dengan ketetapan Ilahi. Juru-juru masak, yang memegang peran penting dalam persiapan korban, melambangkan mereka yang bertugas melaksanakan perintah-perintah Tuhan dengan setia.

Persembahan korban, baik korban sembelihan maupun korban unjukan, memiliki makna penebusan. Korban sembelihan adalah pengorbanan yang dikenakan atas dosa, sementara korban unjukan seringkali merupakan ungkapan rasa syukur, persembahan sukarela, atau bagian dari ritual pemulihan hubungan dengan Tuhan. Tindakan "membasuh" perlengkapan menunjukkan pemurnian dan kesucian yang harus dijaga dalam setiap aspek pelayanan kepada Tuhan. Ini adalah pengingat bahwa mendekat kepada Tuhan menuntut hati yang bersih dan hidup yang tahir.

Frasa "untuk menanggung kesalahan umat itu" adalah inti dari makna keselamatan. Seluruh sistem persembahan dalam Perjanjian Lama diarahkan untuk menunjuk kepada pengorbanan Kristus yang sempurna di kayu salib. Melalui kematian-Nya, Kristus menanggung kesalahan seluruh umat manusia, menyediakan jalan pengampunan dan pendamaian dengan Allah. Yehezkiel 46:24, dalam konteks ini, menjadi bayangan dari pelayanan agung Kristus yang akan datang, yang tidak hanya memimpin ibadah, tetapi juga menjadi korban itu sendiri.

Memahami Yehezkiel 46:24 juga mengajarkan kita pentingnya kesungguhan dan ketekunan dalam menjalani kehidupan rohani. Ibadah bukanlah sekadar rutinitas pasif, melainkan sebuah proses aktif yang melibatkan persiapan, pengorbanan, dan pemeliharaan kesucian. Dalam kehidupan Kristen kontemporer, kita dipanggil untuk "memasak" dan "membasuh" dalam arti mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1). Kita didorong untuk terus menerus memurnikan hati dan pikiran kita, agar dapat menjadi bejana yang layak bagi hadirat-Nya dan untuk melayani sesama dengan kasih.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa di dalam Bait Allah – yang kini dimaknai sebagai komunitas orang percaya, tempat doa, dan hati kita sendiri yang dipenuhi Roh Kudus – ada tempat untuk persiapan praktis yang melayani tujuan rohani yang lebih besar. Ia mengajarkan bahwa kesungguhan dalam hal-hal kecil, seperti persiapan yang cermat dan pemeliharaan kebersihan, mencerminkan nilai dan hormat kita kepada Tuhan. Dengan demikian, Yehezkiel 46:24 tetap relevan, menuntun kita untuk memahami bagaimana ibadah yang sejati melibatkan baik aspek lahiriah maupun batiniah, semuanya diarahkan pada kemuliaan Tuhan dan pengudusan umat-Nya.