"Lalu Aku masuk dan melihat; sesungguhnya, segala macam perwujudan makhluk-makhluk menjalar dan binatang-binatang yang menjijikkan, dan segala berhala kaum Israel, terlukis pada dinding sekeliling."
Ilustrasi abstrak suasana visioner, menggambarkan campuran warna cerah dan tema spiritual.
Penglihatan yang dialami Nabi Yehezkiel dalam pasal 8 ayat 10 dari kitabnya adalah gambaran yang sangat kuat dan mengkhawatirkan. Di tengah-tengah ruang kultus yang seharusnya menjadi tempat penyembahan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Yehezkiel justru disuguhi pemandangan yang mengerikan: dinding-dinding yang dipenuhi dengan lukisan berbagai macam binatang menjijikkan dan berhala kaum Israel. Ini bukan sekadar dekorasi; ini adalah manifestasi visual dari penyimpangan spiritual yang telah merasuki umat pilihan Tuhan.
Dalam konteks sejarah bangsa Israel, penyembahan berhala merupakan dosa yang berulang kali diperingatkan oleh Tuhan melalui para nabi-Nya. Mereka telah diperintahkan untuk menjauhi segala bentuk penyembahan kepada dewa-dewa asing, namun godaan dan pengaruh kebudayaan di sekitar mereka seringkali membuat mereka tergelincir. Penglihatan Yehezkiel ini menunjukkan betapa dalamnya akar penyimpangan tersebut, sampai-sampai tempat yang paling suci sekalipun telah ternoda oleh simbol-simbol kesyirikan.
Ayat ini secara spesifik menyebutkan "segala macam perwujudan makhluk-makhluk menjalar dan binatang-binatang yang menjijikkan". Istilah-istilah ini mengacu pada makhluk-makhluk yang dianggap najis menurut hukum Taurat, seringkali dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan alam yang disembah oleh bangsa-bangsa lain. Dengan melukiskan gambar-gambar tersebut di dinding bait suci, kaum Israel seolah-olah mengundang dan menghormati kekuatan-kekuatan yang justru berlawanan dengan Tuhan mereka. Lebih jauh lagi, disebutkan "segala berhala kaum Israel", yang menunjukkan adanya praktik ibadah kepada dewa-dewa ciptaan mereka sendiri, sebuah tindakan pemberontakan yang terang-terangan.
Pesan dari Yehezkiel 8:10 ini memiliki relevansi yang mendalam bagi kehidupan rohani kita di masa kini. Meskipun kita tidak lagi hidup di bawah sistem ibadah Bait Suci yang sama, konsep penyembahan berhala tetap relevan dalam bentuk yang lebih halus. Berhala modern bisa berupa harta benda, kekuasaan, status sosial, kesenangan duniawi, bahkan obsesi terhadap diri sendiri, yang semuanya mampu mengambil alih prioritas dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Ketika hal-hal ini mulai mendominasi pikiran dan hati kita, menggeser posisi Tuhan dari tempat yang seharusnya, maka kita pun telah membangun "dinding berhala" dalam kehidupan kita.
Penglihatan Yehezkiel adalah peringatan keras agar kita senantiasa menjaga kemurnian hati dan kesetiaan kita hanya kepada Tuhan. Kita perlu secara rutin memeriksa diri, apakah ada "gambar-gambar" atau "berhala-berhala" yang telah mengisi dinding-dinding kehidupan kita, mengambil tempat yang seharusnya hanya untuk Sang Pencipta. Dengan memahami firman Tuhan dan merenungkan peringatan seperti yang ada dalam Yehezkiel 8:10, kita dapat terhindar dari penyimpangan spiritual dan terus berjalan dalam terang kasih dan kebenaran-Nya. Mari kita pastikan bahwa hati kita tetap menjadi bait yang kudus bagi Tuhan, bebas dari segala bentuk penyembahan yang akan menjauhkan kita dari hadirat-Nya.