Ayat Yehezkiel 8:11 menyajikan gambaran yang sangat kuat dan menyedihkan tentang keadaan spiritual umat Israel pada masa pembuangan. Dalam penglihatan yang diberikan oleh Tuhan kepada nabi Yehezkiel, ia dibawa ke tempat-tempat yang penuh dengan penyembahan berhala dan kemurtadan. Penglihatan ini bukanlah sekadar deskripsi historis, melainkan sebuah teguran keras terhadap ketidaksetiaan dan kesombongan rohani yang telah merajalela.
Penyembahan Berhala dalam Kegelapan
Bagian ini secara spesifik menyoroti tindakan para "tua-tua kaum Israel". Kata "tua-tua" menunjukkan bahwa ini bukan tindakan sembarangan atau dilakukan oleh orang-orang awam saja, melainkan oleh para pemimpin yang seharusnya menjadi teladan iman. Mereka melakukan praktik-praktik terlarang "di tempat gelap itu", sebuah metafora yang menggambarkan kerahasiaan dan keinginan untuk menyembunyikan perbuatan mereka dari pandangan Tuhan dan sesama. Lebih mengerikan lagi, mereka melakukannya "masing-masing di dalam bilik berhalanya yang penuh lukisan". Bilik-bilik ini adalah tempat ibadah pribadi yang didedikasikan untuk patung-patung dan ilah-ilah palsu, yang dihiasi dengan berbagai gambar yang memuakkan bagi Tuhan.
Pembenaran yang Mengerikan
Yang paling menyakitkan dari ayat ini adalah alasan di balik tindakan mereka. Mereka berkata, "TUHAN tidak melihat kita; TUHAN telah meninggalkan negeri ini." Ini adalah bentuk kemunafikan dan penolakan terhadap kedaulatan Allah yang paling parah. Mereka secara sadar memisahkan diri dari pengawasan ilahi, menganggap bahwa karena mereka bersembunyi dalam kegelapan dan kekudusan palsu, Tuhan tidak dapat melihat mereka. Lebih jauh lagi, mereka merasa ditinggalkan oleh Tuhan, dan justru menggunakan perasaan ditinggalkan itu sebagai pembenaran untuk berpaling kepada ilah-ilah lain. Seolah-olah, jika Tuhan tidak peduli pada mereka, maka mereka pun berhak untuk tidak peduli pada Tuhan.
Implikasi dan Relevansi
Yehezkiel 8:11 memberikan pelajaran penting bagi umat beriman di sepanjang zaman. Pertama, pentingnya ketulusan dalam ibadah. Tuhan melihat hati, dan tidak ada kegelapan yang dapat menyembunyikan kemunafikan dari-Nya. Kedua, tidak ada alasan bagi kita untuk meninggalkan Tuhan hanya karena merasa Dia jauh atau tidak hadir. Seringkali, perasaan jauh itu adalah akibat dari dosa dan ketidaktaatan kita sendiri. Ketiga, peringatan keras terhadap penyembahan berhala modern. Berhala bukan hanya patung, tetapi segala sesuatu yang kita tempatkan di atas Tuhan dalam hidup kita – kekayaan, kekuasaan, popularitas, kesenangan, atau bahkan ideologi yang bertentangan dengan firman-Nya. Ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga kekudusan dan kesetiaan kita hanya kepada Tuhan yang Maha Melihat dan Maha Hadir.