Yeremia 11:17

Sebab TUHAN semesta alam, yang telah menanam kamu, menjanjikan malapetaka terhadap kamu, oleh karena kejahatan yang telah dilakukan kaum Israel dan kaum Yehuda, firman TUHAN, untuk membangkitkan murka-Ku dengan mempersembahkan korban kepada Baal.

Ilustrasi pohon dengan akar yang kuat dan daun yang berguguran, menandakan peringatan dan konsekuensi. BAAL BAAL

Peringatan dari Yeremia

Ayat Yeremia 11:17 ini berasal dari Kitab Yeremia, salah satu nabi besar dalam Perjanjian Lama. Melalui Yeremia, Tuhan menyampaikan pesan peringatan yang keras kepada umat-Nya, baik kaum Israel maupun kaum Yehuda. Pesan ini bukanlah tanpa alasan; ia merupakan respons ilahi terhadap pelanggaran serius yang telah dilakukan oleh umat pilihan Tuhan.

Inti dari ayat ini adalah Tuhan sebagai Sang Penanam, yang telah membentuk dan memelihara umat-Nya, kini mengumumkan malapetaka atas mereka. Konsekuensi ini tidak muncul tiba-tiba, melainkan merupakan akibat langsung dari kejahatan yang mereka perbuat. Kejahatan yang dimaksud adalah penyembahan berhala, khususnya persembahan kepada Baal. Tindakan ini dianggap sebagai pemberontakan dan pengkhianatan terhadap perjanjian yang telah terjalin antara Tuhan dan umat-Nya.

Mengapa Penyembahan Baal Begitu Mengerikan?

Penyembahan kepada dewa-dewa Kanaan seperti Baal adalah praktik yang sangat dibenci Tuhan. Baal seringkali diasosiasikan dengan kesuburan, badai, dan kekuatan alam. Namun, ajarannya seringkali bercampur dengan praktik-praktik moral yang rendah, termasuk ritual seksual dan pengorbanan anak. Bagi Tuhan, menyembah Baal berarti menolak kedaulatan-Nya, mengabaikan kasih setia-Nya, dan mengadopsi jalan-jalan yang penuh kebejatan.

Tuhan dalam Yeremia 11:17 menyatakan bahwa persembahan kepada Baal tersebut telah membangkitkan murka-Nya. Murka Tuhan bukanlah luapan emosi semata, melainkan reaksi keadilan ilahi terhadap dosa dan kejahatan yang merusak tatanan ciptaan-Nya dan menghancurkan hubungan umat-Nya dengan-Nya.

Relevansi untuk Masa Kini

Meskipun konteks sejarahnya adalah perjanjian antara Tuhan dan Israel kuno, pesan dalam Yeremia 11:17 tetap memiliki relevansi yang mendalam bagi kita di masa kini. Kita mungkin tidak secara harfiah menyembah patung Baal, namun godaan untuk menyembah "baal-baal" modern sangatlah nyata. Banyak hal yang bisa menggantikan posisi Tuhan dalam hati kita: kekayaan, kekuasaan, popularitas, kesenangan duniawi, atau bahkan ideologi yang mengarah pada kejahatan.

Setiap kali kita memprioritaskan hal-hal duniawi di atas kehendak Tuhan, atau ketika kita terlibat dalam praktik-praktik yang merusak, kita sebenarnya sedang "mempersembahkan korban" kepada "baal-baal" modern. Peringatan Yeremia mengingatkan kita akan konsekuensi dari kesetiaan yang salah. Tuhan adalah Tuhan yang pengasih, tetapi Ia juga adalah Tuhan yang adil. Ia ingin kita hidup dalam kebenaran dan kesetiaan.

Pesan ini memanggil kita untuk memeriksa hati kita. Apakah ada "baal" yang telah mengambil tempat Tuhan? Apakah kita telah menyimpang dari jalan-Nya karena godaan dunia? Yeremia 11:17 adalah seruan untuk pertobatan, untuk kembali kepada Tuhan yang telah menanam kita, agar kita dapat kembali bertumbuh di bawah pemeliharaan-Nya yang penuh kasih.