Yeremia 20:10

"Sebab aku mendengar bisik-bisik banyak orang, dari segala penjuru: "Terkamlah dia! Mari kita terkam dia!" Semua orang yang lebih kenal aku, mengawasi kecuranganku, katanya: "Mungkin ia dapat dibujuk, lalu kita berdua akan beroleh kemenangan atasnya.""

Simbol peringatan dan kewaspadaan

Ayat Yeremia 20:10 menggambarkan sebuah situasi yang mencekam, di mana Nabi Yeremia merasa terkepung oleh berbagai macam ancaman dan pengkhianatan. Kata-kata "bisik-bisik banyak orang, dari segala penjuru: 'Terkamlah dia! Mari kita terkam dia!'" menunjukkan adanya konspirasi dan niat jahat yang terorganisir untuk menjatuhkan dan menghancurkan dirinya. Frasa "terkamlah dia" memberikan gambaran betapa agresif dan mematikannya serangan yang dihadapi Yeremia, seolah-olah ia adalah mangsa yang siap dilahap. Ini bukan sekadar oposisi biasa, melainkan permusuhan yang mendalam dan penuh kebencian.

Lebih menyakitkan lagi adalah pengakuan Yeremia bahwa "Semua orang yang lebih kenal aku, mengawasi kecuranganku". Ini mengindikasikan bahwa para penyerangnya bukan orang asing, melainkan orang-orang yang seharusnya menjadi sekutu, teman, atau setidaknya orang-orang yang memahami misi dan posisinya. Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, ia justru harus berhadapan dengan tuduhan palsu dan pengamatan yang penuh curiga. Mereka tidak hanya ingin menjatuhkannya, tetapi juga mencari-cari kesalahan, kelemahan, atau "kecurangan" yang bisa mereka gunakan sebagai pembenaran untuk tindakan mereka. Ini adalah gambaran pengkhianatan dari orang terdekat, yang seringkali lebih menyakitkan daripada serangan dari musuh yang jelas.

Kalimat "katanya: 'Mungkin ia dapat dibujuk, lalu kita berdua akan beroleh kemenangan atasnya.'" mengungkapkan strategi licik para penentangnya. Mereka tidak hanya ingin menghancurkan Yeremia, tetapi juga mencari cara untuk memanipulasinya. Ada harapan bahwa Yeremia bisa "dibujuk" atau dipengaruhi untuk berpihak kepada mereka, atau setidaknya untuk menghentikan penyampaian pesannya. Jika itu berhasil, maka mereka akan merasa telah meraih kemenangan besar. Kemenangan ini tidak hanya berarti hilangnya suara kenabian Yeremia, tetapi juga mungkin kesempatan untuk memutarbalikkan cerita, menjadikan Yeremia sebagai "orang yang salah" atau "pengkhianat" jika ia menolak ajakan mereka.

Meresapi Yeremia 20:10, kita dapat melihat betapa beratnya beban yang dipikul oleh seorang pelayan Tuhan ketika menghadapi penolakan, fitnah, dan pengkhianatan, bahkan dari lingkaran terdekatnya. Situasi ini menunjukkan bahwa setia pada kebenaran dan firman Tuhan seringkali membawa harga yang mahal. Namun, di balik penderitaan ini, Yeremia tetap teguh pada panggilannya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa perjuangan rohani itu nyata, dan terkadang, mereka yang berbicara kebenaran akan menghadapi oposisi yang kuat. Penting untuk belajar dari ketabahan Yeremia dalam menghadapi kesulitan, dan terus mencari kekuatan dari Tuhan di tengah badai kehidupan. Firman Tuhan ini menjadi sumber inspirasi untuk tidak gentar menghadapi tekanan, dan tetap teguh dalam iman.