Kitab Yeremia, salah satu kitab kenabian dalam Alkitab, seringkali berbicara tentang penghukuman ilahi atas dosa dan ketidaktaatan umat Israel. Namun, di tengah-tengah peringatan yang tegas dan ramalan yang suram, terselip pula pesan-pesan tentang kasih dan kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Ayat Yeremia 23:33 memberikan sebuah peringatan yang sangat gamblang, namun juga membuka pemahaman mendalam tentang hubungan antara Tuhan dan umat-Nya, serta konsekuensi dari penolakan terhadap firman-Nya.
Ayat ini muncul dalam konteks ketika nabi Yeremia diutus untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa Israel yang telah banyak menyimpang dari jalan-Nya. Para pemimpin agama dan umat secara umum telah mengabaikan ajaran Tuhan, lebih mengikuti keinginan diri sendiri dan tradisi yang menyesatkan. Mereka telah menjadi tuli terhadap suara Tuhan yang disampaikan melalui para nabi-Nya. Pertanyaan yang timbul, "Apakah sebabnya firman TUHAN ini?", menunjukkan kebingungan dan bahkan mungkin ketidakpedulian mereka terhadap peringatan ilahi tersebut. Seolah-olah mereka bertanya, "Mengapa Tuhan begitu keras kepada kita? Mengapa pesan ini begitu penting?"
Jawaban Tuhan yang diberikan melalui Yeremia sangat lugas: "Kamu membuang firman-Ku, dan kamu membuang firman-Ku, tetapi Aku akan membuang kamu dan melemparkan kamu keluar dari hadapan-Ku." Pengulangan frasa "kamu membuang firman-Ku" menekankan betapa seriusnya pelanggaran ini. Ini bukan sekadar ketidakmengertian, tetapi tindakan aktif menolak, mengabaikan, dan bahkan membuang perkataan Tuhan. Tuhan telah berbicara, memberi petunjuk, memberikan jalan hidup yang benar, namun umat-Nya dengan sengaja memilih untuk tidak mendengarkan.
Simbol peringatan ilahi
Konsekuensinya, seperti yang dinyatakan oleh Tuhan, adalah pembuangan dan penolakan. "Tetapi Aku akan membuang kamu dan melemparkan kamu keluar dari hadapan-Ku." Ini adalah gambaran yang kuat tentang perpisahan, kehilangan hadirat Tuhan. Dalam konteks teologis, hadirat Tuhan adalah sumber kehidupan, perlindungan, dan berkat. Dibuang dari hadirat-Nya berarti menghadapi kehampaan, keterasingan, dan mungkin konsekuensi yang lebih berat. Ini adalah pengingat bahwa kedaulatan Tuhan tidak dapat diabaikan. Ada harga yang harus dibayar ketika manusia memilih untuk berpaling dari Pencipta.
Namun, penting juga untuk melihat ayat ini dalam keseluruhan narasi Kitab Yeremia. Pesan penghukuman ini selalu dibarengi dengan harapan akan pemulihan. Tuhan tidak pernah senang melihat umat-Nya binasa. Penolakan terhadap firman-Nya membawa kesedihan bagi Tuhan sendiri. Ayat ini, meskipun tegas, seharusnya mendorong refleksi mendalam tentang betapa berharganya firman Tuhan dan betapa pentingnya untuk menerimanya dengan hati yang terbuka. Dalam dunia yang seringkali dipenuhi dengan berbagai suara dan klaim kebenaran, firman Tuhan tetap menjadi mercusuar yang tak tergoyahkan. Mengabaikannya sama saja dengan sengaja menolak petunjuk menuju kehidupan yang benar dan kekal. Yeremia 23:33 adalah panggilan untuk mendengarkan, merenungkan, dan menaati firman Tuhan, sebelum terlambat.