Yeremia 27:17

"Janganlah kamu mendengarkan perkataan nabi-nabi palsumu dan peramalmu, yang berkata kepadamu: 'Bahwa raja Babel tidak akan memerintah atas kamu,' sebab mereka bernubuat dusta kepadamu."

Dengarkan Firman Sejati Bukan Janji Palsu

Ilustrasi pesan kebenaran yang teguh.

Ayat Yeremia 27:17 merupakan sebuah peringatan penting dari Nabi Yeremia kepada umat Tuhan. Dalam konteks sejarah, bangsa Israel sedang menghadapi masa-masa sulit, terancam oleh invasi Babel. Di tengah ketakutan dan ketidakpastian ini, seringkali muncul suara-suara yang mencoba menenangkan atau bahkan menyesatkan rakyat dengan janji-janji palsu.

Nabi Yeremia diperintahkan untuk menyampaikan pesan yang berbeda. Bukan hiburan semu, melainkan kebenaran yang mungkin pahit namun pada akhirnya membawa keselamatan. Ayat ini secara spesifik menegur para nabi palsu dan peramal yang menyebarkan kebohongan. Mereka mengatakan bahwa raja Babel tidak akan berdaya, bahwa ancaman itu akan berlalu begitu saja. Tentu saja, perkataan seperti ini sangat menyenangkan untuk didengar, karena menghindari kenyataan yang menyakitkan.

Namun, Yeremia menekankan bahwa perkataan tersebut adalah dusta. Ini adalah bentuk penipuan yang bertujuan untuk membuat rakyat tetap dalam ketidakpedulian, atau mungkin justru untuk keuntungan pribadi para nabi palsu itu sendiri. Tuhan melalui Yeremia ingin umat-Nya memahami situasi yang sebenarnya dan bersiap menghadapi konsekuensinya, serta bertobat. Tanda-tanda penyesatan seperti ini seringkali muncul dalam bentuk klaim yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, atau janji-janji yang bertentangan dengan firman Tuhan yang jelas.

Pelajaran dari Yeremia 27:17 sangat relevan hingga hari ini. Kita hidup di dunia yang dipenuhi dengan berbagai macam informasi dan suara yang bersaing untuk mendapatkan perhatian kita. Ada banyak "nabi-nabi palsu" modern yang menawarkan solusi cepat, kekayaan instan, atau kenyamanan tanpa usaha. Mereka mungkin berbicara dengan lantang, menggunakan retorika yang meyakinkan, atau bahkan mengutip ayat-ayat suci untuk membenarkan ajaran mereka. Tugas kita sebagai orang percaya adalah memiliki kebijaksanaan rohani untuk membedakan antara suara kebenaran dan suara kebohongan.

Bagaimana kita bisa melakukan ini? Pertama, dengan kembali kepada Alkitab sebagai otoritas tertinggi. Firman Tuhan adalah standar kebenaran yang tidak pernah berubah. Kedua, dengan berdoa memohon hikmat dari Tuhan. Roh Kudus akan menuntun kita kepada kebenaran. Ketiga, dengan menguji setiap ajaran atau klaim melalui prinsip-prinsip Alkitab dan melihat dampaknya dalam kehidupan orang yang mengajarkannya. Ajaran yang benar akan memuliakan Tuhan, membangun umat-Nya, dan menghasilkan buah-buah roh. Sebaliknya, ajaran yang menyesatkan seringkali membawa perpecahan, kebanggaan diri, atau menjauhkan orang dari Tuhan.

Menghadapi godaan untuk mendengarkan apa yang ingin kita dengar daripada apa yang perlu kita dengar adalah sebuah perjuangan yang terus-menerus. Namun, dengan berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan dan memohon bimbingan-Nya, kita dapat tetap teguh dalam iman, meskipun badai kesulitan menerpa. Yeremia 27:17 mengajarkan kita pentingnya kewaspadaan dan kesetiaan pada kebenaran, bahkan ketika itu tidak populer atau sulit diterima.