Yeremia 33:25

"Beginilah firman TUHAN: "Seperti perjanjian-Ku dengan siang dan malam, dan seperti hukum-hukum yang berlaku bagi segala sesuatu yang Kujadikan, demikian pula Aku tidak akan mengingkari perjanjian-Ku dengan umat-Ku dan dengan keturunan Yakub, yang telah Kutentukan menjadi umat-Ku."
Ilustrasi simbol janji kesetiaan Tuhan

Ayat Yeremia 33:25 adalah pengingat yang mendalam tentang kesetiaan dan kekekalan janji Tuhan. Dalam konteks sejarah bangsa Israel, ayat ini muncul di masa-masa sulit, ketika umat Tuhan menghadapi pembuangan dan kekacauan. Namun, di tengah kegelapan tersebut, nabi Yeremia menyampaikan pesan harapan yang berasal dari Tuhan sendiri.

Perbandingan yang digunakan dalam ayat ini sangatlah kuat dan mudah dipahami. Tuhan menyamakan janji-Nya kepada umat-Nya dengan keteraturan alam semesta: siklus siang dan malam, serta hukum-hukum alam yang tak tergoyahkan. Sama seperti matahari terbit setiap pagi dan terbenam setiap malam, dan gravitasi selalu menarik benda ke bawah, demikian pula Tuhan berjanji untuk tetap setia kepada umat-Nya.

Frasa "tidak akan mengingkari perjanjian-Ku" adalah inti dari pesan ini. Perjanjian Tuhan adalah dasar hubungan-Nya dengan manusia. Meskipun manusia seringkali gagal dan tidak setia, Tuhan, dalam kemuliaan dan kasih-Nya, tetap memegang teguh janji-Nya. Perjanjian ini tidak bergantung pada kesempurnaan umat-Nya, melainkan pada karakter Tuhan yang kudus, adil, dan penuh kasih.

Bagi kita saat ini, Yeremia 33:25 menawarkan penghiburan dan kekuatan yang sama. Di tengah ketidakpastian hidup, tantangan, dan kekecewaan yang mungkin kita alami, ayat ini menegaskan bahwa ada satu konstanta yang tidak pernah berubah: kesetiaan Tuhan. Dia tidak pernah melupakan umat-Nya, Dia tidak pernah meninggalkan mereka, dan janji-janji-Nya, terutama janji penebusan dan pemulihan melalui Yesus Kristus, adalah pasti.

Memahami ayat ini berarti kita bisa membangun iman kita di atas dasar yang kokoh. Kita dapat mempercayai bahwa Tuhan akan menepati setiap janji-Nya. Baik dalam hal-hal besar maupun kecil, Dia adalah Tuhan yang dapat diandalkan. Keteraturan alam, yang kita lihat setiap hari, menjadi saksi bisu dari kesetiaan-Nya yang abadi. Ayat ini mengundang kita untuk merenungkan kedalaman kasih dan kesetiaan Tuhan, serta memperkuat keyakinan kita bahwa di dalam Dia, kita memiliki harapan yang teguh dan tidak tergoyahkan.