Yeremia 35:14 - Ketaatan Adalah Kunci Utama

"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: ‘Baik makanan maupun minuman orang, yang menyertai mereka dalam perjalanan, kamu tidak boleh makan atau minum; dan kamu tidak boleh melakukan apa yang telah diperintahkan kepadamu oleh Yeremia.’"
PATUH

Ayat Yeremia 35:14 merupakan pengingat yang kuat dari Allah semesta alam mengenai pentingnya ketaatan, khususnya dalam konteks perintah-Nya yang diberikan melalui nabi-Nya. Dalam narasi ini, Allah sedang menguji dan menyoroti kesetiaan kaum Rekhab, sebuah klan nomaden yang dikenal dengan gaya hidup sederhana dan kepatuhan teguh terhadap tradisi leluhur mereka. Perintah yang diberikan adalah agar mereka minum anggur, sesuatu yang selama ini mereka hindari sesuai ajaran Yonadab bin Rekhab, ayah mereka. Namun, Allah juga memerintahkan umat-Nya untuk tidak menyentuh makanan atau minuman yang disajikan oleh kaum Rekhab jika mereka melanggar perintah tersebut.

Pesan utama yang tersirat di sini sangatlah mendalam. Allah tidak hanya menuntut kepatuhan, tetapi juga menggunakan ujian ini untuk menyoroti kesetiaan kaum Rekhab yang luar biasa, yang bahkan lebih besar daripada kesetiaan sebagian umat Israel kepada Allah sendiri. Kaum Rekhab, meskipun tidak diwajibkan oleh Taurat untuk mematuhi larangan minum anggur, melakukannya karena perintah leluhur mereka. Ketaatan mereka yang tanpa kompromi ini menjadi kontras yang menyakitkan dengan ketidaktaatan umat Israel yang terus-menerus memberontak terhadap Allah, meskipun mereka memiliki perjanjian dan hukum-Nya.

Firman Tuhan dalam Yeremia 35:14 menekankan bahwa ketaatan kepada perintah ilahi adalah kunci utama dalam hubungan kita dengan-Nya. Allah tidak tertarik pada ritual semata, tetapi pada hati yang tunduk dan mau melakukan kehendak-Nya. Ketaatan kaum Rekhab terhadap ayahnya menjadi sebuah model, sebuah gambaran dari bagaimana seharusnya umat Allah merespons perintah-Nya. Mereka menunjukkan bahwa kesetiaan yang sejati diukur dari tindakan nyata, bukan sekadar perkataan.

Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak dihadapkan pada perintah spesifik untuk tidak minum anggur. Namun, prinsip ketaatan itu tetap relevan. Allah terus berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, melalui tuntunan Roh Kudus, dan melalui para pelayan-Nya. Apakah kita bersedia mendengarkan dan melakukan apa yang Dia perintahkan, bahkan ketika itu bertentangan dengan keinginan pribadi kita atau norma masyarakat sekitar? Ketaatan bukanlah beban, melainkan sebuah ekspresi cinta dan kepercayaan kita kepada Sang Pencipta yang memiliki rencana terbaik bagi kita.

Kaum Rekhab menjadi saksi hidup bagi kita semua. Kesetiaan mereka kepada perintah leluhur, meskipun dalam skala yang lebih kecil, patut menjadi inspirasi. Bayangkan betapa besarnya pahala dan berkat yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya yang setia mentaati perintah-Nya. Yeremia 35:14 mengingatkan kita bahwa Allah melihat setiap tindakan ketaatan kita, sekecil apapun itu, dan menjanjikan balasan yang sesuai. Marilah kita belajar dari kaum Rekhab untuk menempatkan ketaatan kepada Allah di atas segalanya, karena di sanalah terletak sumber berkat dan kehidupan sejati.