Ketaatan yang Mengalir

Yeremia 35:4 - Ketaatan Kepada Nasihat Leluhur

"Perintahkanlah kepada anak-anak Yehuda dan penduduk Yerusalem: Angkatlah daripada rumah-rumahmu makanan untuk dimakan, kecuali sedikit yang telah kami sediakan di gudang-gudangmu."

Ayat Yeremia 35:4 ini merupakan bagian dari narasi tentang kaum Rekhab, sebuah suku nomaden yang dikenal sangat memegang teguh tradisi nenek moyang mereka. Dalam konteks ini, Nabi Yeremia diperintahkan oleh Tuhan untuk membawa kaum Rekhab ke dalam salah satu ruangan Bait Allah dan menawarkan mereka anggur untuk diminum. Namun, kaum Rekhab menolak tawaran tersebut, seperti yang tercatat dalam ayat-ayat sebelumnya. Penolakan mereka didasarkan pada perintah leluhur mereka, Yonadab bin Rekhab.

Yonadab bin Rekhab, ribuan tahun sebelum peristiwa ini, telah memberikan instruksi ketat kepada keturunannya. Perintah itu meliputi larangan minum anggur, tidak boleh mendirikan rumah, tidak boleh bercocok tanam, dan harus hidup berpindah-pindah sebagai pengembara. Tujuan dari perintah ini adalah agar mereka terhindar dari bahaya dan kekacauan yang melanda bangsa Israel akibat ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Dengan hidup sederhana dan mandiri, mereka diharapkan dapat menjaga kemurnian hidup dan kesetiaan mereka.

Ketika Yeremia menawarkan anggur kepada keturunan Yonadab, mereka menjawab dengan tegas, "Kami tidak minum anggur, karena Yonadab bin Rekhab, leluhur kami, telah memerintahkan kami: Janganlah kamu minum anggur, kamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya" (Yeremia 35:6). Pernyataan ini memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh dan otoritas nasihat leluhur mereka. Instruksi ini tidak hanya diikuti, tetapi juga diwariskan dari generasi ke generasi sebagai prinsip hidup yang mutlak.

Tuhan kemudian menggunakan kesetiaan kaum Rekhab kepada leluhur mereka sebagai perbandingan yang tajam dengan ketidaksetiaan bangsa Yehuda kepada-Nya. Melalui Nabi Yeremia, Tuhan berfirman, "Angkatlah daripada rumah-rumahmu makanan untuk dimakan, kecuali sedikit yang telah kami sediakan di gudang-gudangmu." Perintah Tuhan ini ditujukan agar kaum Rekhab dapat tetap makan dan minum di dalam Bait Allah, namun mereka tetap memegang teguh prinsip leluhur mereka. Fakta bahwa mereka menolak untuk memakan hasil panen mereka sendiri, yang merupakan pelanggaran terhadap perintah leluhur, menunjukkan kekokohan pendirian mereka.

Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya ketaatan. Kaum Rekhab menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada perintah leluhur mereka, bahkan dalam situasi yang berbeda dari kondisi saat perintah itu pertama kali diberikan. Ketaatan mereka melampaui kenyamanan dan kemudahan, menunjukkan pengorbanan demi memegang teguh tradisi dan prinsip. Di sisi lain, bangsa Yehuda, yang telah menerima banyak berkat dan janji dari Tuhan, justru menunjukkan ketidaksetiaan yang terus-menerus. Tuhan menggunakan kesetiaan kaum Rekhab sebagai bukti kebodohan dan kekeraskepalaan umat-Nya. Perintah leluhur yang seharusnya lebih rendah otoritasnya dibandingkan firman Tuhan, ternyata lebih dipegang teguh oleh kaum Rekhab. Ini menjadi teguran keras bagi bangsa Yehuda agar kembali kepada ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, Sang Pemberi kehidupan yang sesungguhnya. Kisah ini mengingatkan kita akan nilai kesetiaan, baik dalam keluarga maupun dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta.