Kitab Yeremia seringkali dipenuhi dengan firman kenabian yang menyerukan pertobatan dan peringatan akan penghakiman ilahi. Namun, di tengah gempuran pesan-pesan keras tersebut, terdapat pula kisah-kisah yang menyoroti kesetiaan dan ketaatan, seperti yang diceritakan dalam pasal 35. Ayat yang kita fokuskan, Yeremia 35:8, menjadi inti dari kesaksian kaum Rekhab. Kisah ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi sebuah teladan hidup mengenai bagaimana ketaatan kepada prinsip dan leluhur dapat memberikan kekuatan dan keberlangsungan.
Ketaatan Kaum Rekhab: Sebuah Perjanjian Leluhur
Dalam konteks sosial dan keagamaan Israel pada masa itu, ketaatan kepada tradisi dan hukum leluhur adalah hal yang sangat dijunjung tinggi. Kaum Rekhab, melalui keturunan Yonadab bin Rekhab, memegang teguh sebuah sumpah atau perjanjian yang diwariskan turun-temurun. Perjanjian ini mencakup larangan minum anggur, mendirikan rumah permanen, serta larangan bercocok tanam. Mereka hidup nomaden, berpegang teguh pada gaya hidup sederhana yang diperintahkan oleh leluhur mereka.
Perintah leluhur mereka, yang tertuang dalam Yeremia 35:8, adalah dasar dari seluruh kehidupan mereka. "Dan kami telah mendengarkan segala perintah Yonadab bin Rekhab, leluhur kami, dalam segala hal, agar kami minum anggur seumur hidup kami, kami, anak-anak kami, suami kami, dan anak-anak perempuan kami." Frasa "dalam segala hal" menunjukkan komitmen total dan tanpa kecuali. Ketaatan ini melampaui generasi, meliputi seluruh anggota keluarga, menunjukkan betapa kuatnya nilai tradisi dan arahan dari pendahulu mereka.
Perbandingan dengan Bangsa Israel
Dalam ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya, Tuhan melalui Nabi Yeremia membandingkan kesetiaan kaum Rekhab dengan ketidaktaatan bangsa Israel. Bangsa Israel, meskipun telah menerima hukum dan janji-janji Tuhan secara langsung, seringkali mengabaikan perintah-Nya dan beralih kepada penyembahan berhala serta gaya hidup yang menyimpang. Kaum Rekhab, yang bahkan bukan bagian dari umat pilihan secara langsung, menunjukkan kesetiaan yang lebih tinggi kepada perintah leluhur mereka, dibandingkan dengan bangsa Israel kepada Tuhan mereka.
Tuhan menggunakan kaum Rekhab sebagai pengingat bagi bangsa Israel. Ketaatan kaum Rekhab kepada leluhur mereka, meskipun hanya sebuah aturan kehidupan sehari-hari, berujung pada keberkahan. Tuhan berfirman melalui Yeremia bahwa selama kaum Rekhab tetap setia pada perjanjian leluhur mereka, akan selalu ada keturunan yang melayani Dia. Ini adalah janji yang luar biasa: sebuah generasi yang akan terus ada karena kesetiaan mereka.
Pesan untuk Masa Kini
Kisah kaum Rekhab, yang disorot dalam Yeremia 35:8, mengajarkan kita tentang nilai ketaatan yang teguh. Meskipun konteksnya berbeda, prinsipnya tetap relevan. Ketaatan kepada prinsip-prinsip ilahi, ajaran-ajaran yang benar, dan warisan iman dapat memberikan stabilitas dan keberkahan dalam hidup kita. Dalam dunia yang terus berubah, memiliki fondasi yang kuat dalam nilai-nilai yang benar adalah krusial. Kesetiaan kaum Rekhab menunjukkan bahwa ketaatan, bahkan pada hal-hal yang tampak sederhana, bisa menjadi sumber kekuatan dan kelangsungan. Perintah leluhur mereka menjadi jangkar yang menjaga mereka tetap pada jalurnya, dan Tuhan menghargai kesetiaan itu dengan janji keberadaan.