Yeremia 36:1 - Pesan Nabi yang Terus Menggema

"Dalam tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, datanglah firman TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:"

Ayat pembuka dari pasal 36 Kitab Yeremia ini menandai sebuah momen krusial dalam pelayanan nabi besar ini. Frasa "dalam tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda" memberikan konteks temporal yang jelas. Periode ini bukanlah masa yang mudah bagi kerajaan Yehuda. Yoyakim memerintah dalam bayang-bayang ancaman kekaisaran Babilonia yang semakin kuat, sebuah kekuatan yang kelak akan membawa kehancuran bagi Yerusalem dan Bait Suci. Yerusalem telah lama menikmati damai di bawah pemerintahan Yosia yang saleh, namun kemunduran spiritual dan politis mulai merajalela kembali.

Firman TUHAN yang datang kepada Yeremia dalam waktu spesifik ini bukanlah sekadar pengumuman biasa. Ini adalah panggilan ilahi yang mendesak, sebuah perintah yang sarat makna. TUHAN memerintahkan Yeremia untuk menyusun semua firman yang telah Dia sampaikan kepadanya sejak masa pemerintahan Yosia hingga saat itu. Ini adalah rangkuman dari peringatan, teguran, dan janji-janji yang telah diucapkan oleh nabi selama puluhan tahun. Bayangkan betapa beratnya tugas ini, mengumpulkan kembali semua pesan yang mungkin telah diabaikan, ditolak, atau bahkan dicemooh oleh raja dan umat.

Perintah ini memiliki tujuan yang sangat penting: agar catatan ini dapat dibacakan kepada seluruh penduduk Yehuda, mulai dari Yerusalem dan kota-kota lainnya. Tujuannya adalah agar mereka berkesempatan untuk mendengar kembali peringatan-peringatan TUHAN, dan agar kiranya setiap orang dari mereka berbalik dari jalannya yang jahat. TUHAN, dalam kasih dan keadilan-Nya, memberikan kesempatan terakhir. Dia tidak ingin kebinasaan datang tanpa peringatan yang memadai. Ayat ini menegaskan kembali sifat TUHAN yang berdaulat namun juga penuh belas kasihan.

Yeremia kemudian menunjuk Barukh bin Neriah, seorang juru tulis yang setia dan cakap, untuk menuliskan semua firman TUHAN itu pada gulungan kitab. Barukh memainkan peran vital dalam menyampaikan pesan ilahi ini kepada publik. Tindakan ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang jelas dan akurat dalam menyampaikan kehendak Allah. Catatan tertulis menjadi bukti abadi dari firman TUHAN dan pesan-Nya kepada umat-Nya.

Momen dalam Yeremia 36:1 ini menjadi titik tolak bagi peristiwa-peristiwa dramatis selanjutnya. Pesan yang dikumpulkan dan dituliskan ini akan menghadapi penolakan keras dari raja Yoyakim, yang bahkan dengan kejam merobek dan membakarnya. Namun, TUHAN memastikan bahwa pesan-Nya tidak akan pernah hilang. Firman-Nya, seperti yang dinyatakan dalam Yeremia 36:28 dan ayat-ayat berikutnya, akan tetap teguh dan akan terlaksana.

Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya mendengarkan dan merespons pesan-pesan ilahi yang disampaikan melalui berbagai cara. Baik itu melalui firman tertulis, kesaksian para hamba-Nya, maupun suara hati nurani yang dibimbing Roh Kudus. Di tengah hiruk pikuk dunia modern, seringkali kita mudah mengabaikan panggilan untuk berbalik dari jalan yang jahat. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Yeremia 36:1, TUHAN terus memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mendengar dan bertobat, demi keselamatan jiwa mereka. Pesan ini, meskipun berasal dari ribuan tahun lalu, tetap relevan dan menggema bagi kita hingga saat ini.