Yeremia 37:21

"Maka raja Zedekia menyuruh orang mengambil Yeremia dan menempatkannya di halaman penjara. Setiap hari ia diberi sepotong roti dari jalan tukang roti, sampai seluruh roti di kota habis."

Kisah Nabi Yeremia dalam pasal 37 seringkali dipenuhi dengan tantangan, penolakan, dan penderitaan. Dalam kondisi Yerusalem yang semakin terdesak oleh pengepungan Babel, Yeremia terus menyampaikan pesan nubuatnya, yang seringkali tidak populer dan membawa kabar buruk tentang penghukuman ilahi. Ayat Yeremia 37:21 mencatat salah satu momen ketika nabi ini harus menghadapi konsekuensi dari keberaniannya dalam menyampaikan kebenaran Tuhan. Ia dipindahkan dari rumah yang lebih baik ke halaman penjara, sebuah tempat yang jelas menunjukkan statusnya sebagai tahanan yang diasingkan.

Meskipun ditempatkan di halaman penjara, yang mungkin terdengar lebih ringan daripada sel penjara yang gelap, Yeremia tetap berada dalam penahanan. Kondisi ini tidaklah ideal. Ia terpisah dari keluarganya, dari komunitasnya, dan tentunya tidak dapat melakukan pelayanannya dengan leluasa. Namun, justru di tengah keterbatasan fisik dan penderitaan ini, kita melihat sebuah janji Tuhan yang tetap setia terwujud dalam bentuk kebutuhan dasarnya yang dipenuhi.

Frasa "setiap hari ia diberi sepotong roti dari jalan tukang roti, sampai seluruh roti di kota habis" menunjukkan beberapa hal penting. Pertama, ini adalah bukti bahwa sekalipun manusia memperlakukan para nabi dengan buruk, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Ia memastikan bahwa kebutuhan paling mendasar pun tetap terpenuhi. Ini adalah manifestasi nyata dari pemeliharaan ilahi yang tidak pernah berhenti, bahkan di saat-saat tergelap. Kedua, ayat ini juga mengindikasikan kelangkaan makanan di kota Yerusalem yang terkepung. Persediaan pangan mulai menipis, menimbulkan kekhawatiran dan keputusasaan di kalangan penduduk. Di tengah kelangkaan tersebut, Yeremia tetap mendapat jatah makanan. Ini bukan sekadar kebetulan, melainkan bukti campur tangan Tuhan.

Pesan yang dapat kita tarik dari Yeremia 37:21 ini adalah pengingat yang kuat akan kesetiaan Tuhan dalam pemeliharaan-Nya. Ketika kita menghadapi kesulitan, perlakuan tidak adil, atau merasa terisolasi, penting untuk mengingat bahwa Tuhan melihat, peduli, dan akan menyediakan apa yang kita butuhkan. Mungkin tidak selalu dalam bentuk yang kita inginkan atau harapkan, namun Ia berjanji untuk tidak pernah meninggalkan kita. Keterbatasan Yeremia justru menyoroti kekuatan pemeliharaan Tuhan. Ketergantungan Yeremia pada anugerah Tuhan di tengah penjara adalah cerminan dari ketergantungan kita sebagai umat-Nya.

Kisah ini juga mengajarkan kita tentang ketahanan iman. Meskipun dalam situasi yang sulit, Yeremia terus bertahan. Ia tahu bahwa pesannya datang dari Tuhan, dan ia mengandalkan Tuhan untuk setiap langkahnya. Hal ini mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi badai kehidupan, iman kepada Tuhan adalah jangkar yang kokoh. Ia memberikan kekuatan untuk bertahan, harapan untuk melihat cahaya di ujung terowongan, dan keyakinan bahwa bahkan dalam keadaan terburuk sekalipun, kasih dan pemeliharaan Tuhan tidak akan pernah berakhir. Yeremia 37:21 bukan hanya catatan sejarah, tetapi sebuah jaminan abadi bahwa Tuhan selalu bersama umat-Nya, memelihara mereka dalam setiap keadaan.