Yeremia 38:22

"Sekarang, jika engkau keluar dan berbicara kepada orang-orang itu, mereka akan selamat, dan kota ini tidak akan terbakar habis."

Kekuatan Keputusan yang Bijak

Ayat Yeremia 38:22 datang dari sebuah momen krusial dalam kehidupan nabi Yeremia dan kota Yerusalem. Yeremia telah diperintahkan oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan-pesan peringatan dan pengharapan kepada bangsanya. Namun, pesannya seringkali tidak disambut baik, bahkan membuatnya menghadapi penolakan dan penganiayaan. Dalam pasal ini, Yeremia dilemparkan ke dalam sebuah sumur yang berlumpur dan ditinggalkan di sana, sebuah tindakan kejam dari para petinggi Yehuda yang tidak ingin mendengar nubuat kehancuran.

Di tengah situasi yang tampak tanpa harapan, Ebed-Melekh, seorang sida-sida dari istana, mendengar tentang penderitaan Yeremia. Dengan keberanian dan belas kasihan, ia memohon izin kepada Raja Zedekia untuk menyelamatkan Yeremia. Raja mengizinkan dan memerintahkan agar Yeremia ditarik keluar dari sumur dan ditempatkan di halaman istana. Dalam percakapan inilah Yeremia menyampaikan ayat kunci ini kepada Raja Zedekia.

Pesan Yeremia sangat jelas: tindakan Raja dan para pemimpin untuk mendengarkan dan bertindak berdasarkan firman Tuhan akan membawa keselamatan. Ini bukan hanya keselamatan pribadi bagi Yeremia, tetapi juga keselamatan bagi seluruh kota Yerusalem dari kehancuran total. Ini menunjukkan bahwa meskipun situasi terlihat gelap dan keputusan yang salah telah dibuat, masih ada jalan untuk perubahan dan pemulihan melalui ketundukan pada kehendak ilahi.

Konteks historisnya adalah masa-masa akhir Kerajaan Yehuda, ketika tentara Babel mengepung Yerusalem. Para pemimpin kota seringkali lebih memilih untuk menolak peringatan Tuhan yang disampaikan Yeremia, dan malah mengandalkan kekuatan manusia atau nasihat yang menyesatkan. Mereka terjebak dalam kesombongan dan ketidakpercayaan, yang akhirnya membawa mereka pada malapetaka.

Namun, ayat 38:22 ini menawarkan secercah harapan. Ia menegaskan bahwa Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk berbalik. Keputusan untuk mendengarkan dan bertindak benar selalu memiliki konsekuensi positif, meskipun seringkali memerlukan keberanian besar untuk melakukannya. Ebed-Melekh menunjukkan keberanian moral yang luar biasa dalam membela yang benar, dan Yeremia menunjukkan ketaatan yang teguh pada panggilannya, bahkan ketika menghadapi ancaman jiwa. Pesan ini masih relevan hingga kini, mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, keputusan untuk tetap teguh pada kebenaran dan mendengarkan suara Tuhan dapat membawa hikmat, kekuatan, dan jalan keluar yang tidak terduga.